Surabaya, NU Online
Sejumlah elemen muda NU dari unsur badan otonom dan lembaga melakukan pertemuan terbatas. Mereka sepakat agar dalam waktu dekat melakukan aksi bersama demi menjaga keutuhan bangsa.
"Perkembangan di negeri ini sudah semakin memprihatinkan," kata Sururi Arumbani, Sabtu (19/11). Dalam pandangan Wakil Ketua PW Lembaga Ta'lif wan Nasyr NU Jatim ini, kondisi tersebut diperparah dengan sejumlah pemilihan kepala daerah yang tidak lagi menitikberatkan kepada program, namun menyerang SARA.
Masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI juga kian menemukan ujian lantaran isu rasial demikian cepat tersebar. "Hal yang sebelumnya tidak kita duga, hari ini dengan massif tersebar dengan menumpang isu rasial," kata Alfee Yusron.
Dan yang juga sangat riskan sekarang adalah mudahnya massa tersulut dengan berita yang tidak jelas kebenarannya. Salah seorang peserta diskusi, Mubarok justru mengusulkan perlunya literasi media sosial (medsos) dalam membendung berita palsu.
"Kabar burung yang disebar dari medsos justru sangat dominan serta mempengaruhi pola pikir dan persepsi masyarakat, termasuk warga NU," ungkapnya.
Karenanya, Agus Turcham mengusulkan perlunya aksi konkrit menjaga keutuhan sesama anak bangsa. "Ini sangat mendesak akan NKRI tidak semakin tercabik," sergahnya.
Ahmad Najib AR kembali mengingatkan peserta diskusi bahwa pernah dilakukan kerjasama antara PBNU dengan Polri terkait ujaran kebencian yang akan berakibat pada konflik sosial.
"Kerjasama tersebut harus diingatkan kembali agar segera ditindaklanjuti lantaran kondisi saat ini sangat memprihatinkan," katanya.
Pada kesempatan tersebut, masing-masing peserta bersepakat untuk kian memperkuat konsolidasi. "Tinggal mempertajam pokok bahasan yang selanjutnya melakukan aksi nyata," pungkas Sururi.
Pertemuan tersebut berlangsung di aula PWNU Jatim dan dihadiri puluhan peserta dari berbagai kota dan kabupaten. (Ibnu Nawawi/Fathoni)