Daerah

Kader PMII Harus Selalu Bersikap Tawasuth

Ahad, 4 November 2018 | 09:00 WIB

Kader PMII Harus Selalu Bersikap Tawasuth

Mapaba PMII Komisariat Unesa Surabaya

Gresik, NU Online
Globalisasi menyebabkan cepatnya arus informasi tersebar di masyarakat. Tak hanya mempermudah persebaran informasi, globalisasi juga mempercepat persebaran paham-paham yang melenceng dari nilai-nilai luhur bangsa serta paham Islam Ahlusunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai salah satu organisasi mahasiswa ekstra kampus yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah diharuskan memiliki peran dalam memberikan pemahaman kepada kader-kadernya.

Seperti apa yang dilakukan oleh PMII Komisariat Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dalam memberikan pemantaban kepada calon anggota barunya, organisasi ini menghadirkan pemateri Ustadz Mz Muhaimin dari Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.

Pria yang menjabat Sekretaris Aswaja NU Center ini menyampaikan materi dengan tema Keislaman Ahlusunnah wal Jamaah ala Nahdlatul Ulama di acara masa penerimaan anggota baru (Mapaba) Raya PMII Komisariat Unesa pada Sabtu (3/11) yang berlangsung di MWCNU Driyorejo Gresik.

Di hadapan para peserta, pria yang akrab disapa dengan sebutan Ustadz Muhaimin ini menyampaikan pentingnya memahami aswaja, terlebih harus seimbang dalam pengamalannya. “Memahami aswaja itu penting. Jika merujuk pada manhajul fikrnya, yakni tawazun, maka harus seimbang dalam pengamalannya,” jelasnya. 

Selain itu, menurut pria kelahiran Ponorogo ini, kader PMII harus selalu bersikap tawasuth sesuai dengan manhajul fikr dari PMII sendiri. 

“Kader PMII harus berpegang pada manhajul fikr dalam menentukan arah geraknya, yakni tawasuth. Maksudnya tidak terlalu ke kanan (radikal, ekstrem-red) dan juga tidak terlalu ke kiri (liberalis),” ujarnya.

Ditanya peserta mengenai cara pengenalan NU secara mudah, menurut Ustadz Muhaimin, seseorang perlu menyesuaikan dengan kebutuhan semua sektor.

“Jika sasarannya adalah para akademisi, kita mengenalkan dengan buku, misal Khazanah Aswaja. Untuk pelajar, kita kenalkan melalui olimpiade aswaja, ada pelajaran tambahan materi aswaja dan lainnya. Sedangkan untuk pengguna gadget seperti smartphone, kita buatkan meme, website, grup ngaji, aplikasi dan masih banyak lagi lainnya,” pungkasnya. (Hanan/Muiz)