Daerah

Kaderisasi Adalah Ruh Organisasi

NU Online  ·  Senin, 15 Oktober 2018 | 01:45 WIB

Blitar-NU Online
Kaderisasi di lingkungan Jamiyah Nahdlatul Ulama harus terus dilakukan. Sebab tanpa kaderisasi yang berkesinambungan, akan terjadi krisis pejuang Aswaja (Ahlussunnah wal Jamaah) di masa-masa mendatang. Demikian  disampaikan Musytasar PCNU Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Gus Nasyir  saat memberikan tausiyah  dalam acara rutinan PAC GP Ansor dan Fatayat NU se-Kecamatan Udanawu di kantor Ansor setempat,  Ahad (14/10).

Menurutnya,  NU dan badan otonomnya jangan sampai lalai untuk melakukan kaderisasi. Sebab, kaderisasi merupakan ruh dari sebuah organisasi.  

“Harus dilakukan kaderisasi sejak dini," ujarnya.

Pengasuh Pesantren Al Qur' an Al Hikmah Purwoasri Kediri itu menjelaskan betapa pentingnya mempersiapkan kader pejuang Aswaja yang militan. Selain untuk penetrasi ajaran Aswaja, mereka juga dipersiapkan sebagai pemimpin sesuai dengan levelnya.

“Memilih kader untuk jadi pemimpin itu sulit.Tidak semua  kader itu bisa jadi pemimpin yang bisa mengembangkan organisasi, khususnya  di Ansor dan Fatayat NU," jelasnya.

Di bagian lain, putra KH Badrussholeh  itu memaparkan tentang  etika dan estitika dalam berorganisasi. Etikanya setiap langkah perjuangan  organiasasi di lingkungan NU harus selalu berpedoman pada  Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga NU, sehingga dalam berkhidmah tidak akan keluar dari rel dan garis organisasi.

"Agar organisasi berjalan normal, etikanya pimpinan berlangsung satu periode agar bisa membuat program prioritas. Kalau pimpinan tidak pernah ganti akan timbul kebosanan sehingga organisasi tidak bisa berkembang dengan normal dan baik," kilahnya.

Sedangkan estetikanya adalah pimpinan harus berkinerja  baik dan bagus.  Untuk itu, pemimpin wajib dipersiapkan sejak dini melalui kaderisasi yang intensif.

"Pilih pemimpin itu harus yang cerdas dan mumpuni agar bisa menata organisasi dengan baik dan  bisa menarik .Kalau penataannya bagus dan menarik maka banyak kalangan muda yang bergabung di Ansor dan Fatayat," pungkas Gus Nasyir (Imam Kusnin Ahmad/Aryudi AR).