Daerah

Katib Syuriyah NU Pringsewu: Hati-Hati Kalau Ada yang Tawarkan Diri Jadi Khatib

NU Online  ·  Rabu, 13 Februari 2019 | 05:00 WIB

Katib Syuriyah NU Pringsewu: Hati-Hati Kalau Ada yang Tawarkan Diri Jadi Khatib

Kunjungan PCNU Pringsewu ke MWCNU Pagelaran

Pringsewu, NU Online
Katib Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, Lampung,KH Munawir mengatakan bahwa saat ini tantangan yang harus dihadapi Jam’iyyah Nahdlatul Ulama semakin berat. Berbagai aliran Islam transnasional sudah merangsek ke Indonesia. Dengan berbagai macam cara dan media, kelompok ini dengan gencar menebarkan paham mereka.

Ia melihat kelompok radikal saat ini sangat agresif dalam merongrong dan memposisikan diri di posisi-posisi strategis di tengah masyarakat.

“Mereka tidak canggung menawarkan diri untuk minta jadwal menjadi khatib, mengisi pengajian, dan sejenisnya. Makanya hati-hati kalau ada yang menawarkan diri atau minta jadi khatib. Mereka pun terkadang dengan congkaknya maju sendiri untuk menjadi imam di masjid yang beramaliah Aswaja. Kelompok ini tidak mempertimbangkan kondisi psiko-sosial masyarakat,” jelasnya.

Kondisi ini harus dihadapi warga dan pengurus NU dengan meningkatkan militansi dan mempertahankan masjid serta lembaga-lembaga pendidikan NU. Ia mengimbau kepada takmir masjid NU untuk tidak dengan mudahnya memberikan panggung kepada kelompok ini untuk tampil menyebarkan paham mereka.

“Pilih khatib dan penceramah kita sendiri yang sudah jelas rekam jejaknya. Jangan sekali-kali mengiyakan orang yang tiba-tiba datang meminta dan menawarkan diri untuk menjadi khatib di masjid kita,” pungkasnya.

Hal senada juga diungkapkan Wakil Rais Syuriyah PCNU Pringsewu, Mubalighin Adnan (Gus Balighin). Ia mengatakan jika dulu orang dan paham radikal melakukan propaganda dari tanah arab, saat ini orangnya sudah masuk dan berada di sekitar kita.

Bukan hanya paham Wahabi yang sudah masuk ke Indonesia, paham-paham lain yang cenderung radikal dan intoleran juga terus “meracuni” umat Islam dengan menyebarkan propaganda untuk melemahkan keyakinan terhadap amaliah Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja). Di antaranya juga terdapat paham yang ingin mengganti sistem pemerintahan seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang saat ini sudah dilarang di NKRI.

“Dari segi jumlah mereka masih kecil. Tapi sudah berisik dan berani seperti ini. apalagi kalau besar? Mereka tidak ikut berjuang mempertaruhkan nyawa untuk kemerdekaan Indonesia namun dengan gampangnya ingin mengganti Pancasila yang sudah menjadi kesepakatan para pendiri bangsa,” jelas pengasuh Pondok Pesantren Mathla’ul Huda, Ambarawa, Pringsewu ini saat kunjungan kerja PCNU Pringsewu ke Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pagelaran, Selasa (12/2) malam.

Oleh karenanya, Gus Balighin mengajak umat Islam Indonesia khususnya warga NU untuk merapatkan barisan dan bersatu mempertahankan amliah Ahlussunnah wal Jama’ah dan NKRI dari rongrongan kelompok-kelompok ini.

Ia melihat saat ini, kelompok-kelompok radikal ini sedang menyusun kekuatan menggunakan kendaraan politik untuk memperkuat posisi mereka. Mereka berkumpul dalam satu barisan untuk menguasai sistem pemerintahan agar misi mereka berhasil.

“Ini harus disadari warga NU. Militansi warga NU harus diperkuat. Pertahankan Aswaja dan NKRI bersama-sama sekuat tenaga. Kalau tidak berjuang, maka siap-siap pemerintahan akan dikuasai oleh paham radikal dan anti NKRI,” tegasnya. (Muhammad Faizin)