Daerah

Katib Syuriyah PBNU : Pengurus NU Harus Amanah dan Tidak Saling Intervensi

Kam, 1 Juni 2017 | 20:49 WIB

Pacitan, NU Online
Katib Syuriah PBNU, KH Luqman Haris mengatakan organisasi akan tumbuh dan berkembang jika pengurus mengetahui tugas pokok dan fungsi masing masing. Hal ini disampiakannya, saat  memberikan pengarahan kepada calon Pengurus Cabang NU Pacitan hasil Konferensi Cabang (konfercab) yang digelar akhir April 2017 lalu.

“Organisasi akan tumbuh dan berkembang, manakala masing-masing pengurus bersikap amanah, tau diri, serta mau mengerti sama lain. Para pengurus harus belajar untuk tidak saling intervensi. Dan belajar memperkuat posisinya,” tuturnya kepada Pengurus Cabang NU Pacitan masa khidmat 2017-2022 yang hadir di kediaman Rais Syuriyah PCNU KH Abdullah Sadjad, di Desa Arjowinangun Pacitan, Kamis (1/6).

KH Luqman yang juga pengasuh Pesantren Tremas ini menambahkan, jajaran Syuriyah dan Tanfidziyah membawahi beberapa lajnah atau lembaga tertentu. Karenanya pembagian tugas pokok fungsi pengurus sesuai dengan kewenangannnya menjadi penting. ”Tata struktur organisasi NU, jajaran Syuriyah berada pada posisi tertinggi. Namun eksekutor roda organisasinya dijalankan oleh Tanfidziyah. Karenanya Rais Syuriyah harus benar-benar menjadi kepala yang mampu menggerakkan seluruhnya anggota badannya,” tandasnya.

Dalam kepengurusan NU, lanjut KH Lukman, idealnya kepengurusan NU Pacitan banyak diisi oleh orang-orang yang benar-benar memiliki keahlian dan profesionalitas dalam mengurusi jami’yah. Selain itu pembagian tugas antar pengurus harus dilakukan dengan baik. 

”Sekarang kalau sudah terbentuk, bagaimana pengurus harian, dalam hal ini Syuriyah dan Tanfidziyah inikan mempunyai beberapa wakil, tentu pembagian tugas ini harus diperankan dengan baik.” pintanya.

Sementara itu, Ketua PCNU Pacitan, KH Mahmud mengatakan, para pengurus yang terdiri dari unsur Syuriyah dan Tanfidziyah diharapkan dapat segera menjalankan dan mengkonsentrasikan gerak langkah organisasi. “Walaupun para pengurus belum dilantik secara resmi dan belum ada SK-nya. Namun kami memohon bila ada perintah (dari atas) agar bisa melaksanakanya,” katanya.

Tugas dan pekerjaan rumah NU, kata Kiai Mahmud, sudah  berada di depan mata. Program-program lanjutan dan kerja-kerja kultural  hingga kini terus dilakukan. “Karena khidmat di NU itu tidak ada berhentinya,” ungkapnya.

Dalam pertemuan itu, Kiai Mahmud juga melaporkan, bahwa salah satu program yang terus berjalan adalah rantingisasi di tubuh NU “Dari 171 ranting yang ada di Pacitan. Sudah ada 128 ranting yang terbentuk. Dan 91 anak ranting yang berhasil dibentuk,”pungkasnya. (Zaenal Faizin / Muslim Abdurrahman)