Kearifan Lokal Ikut Tereduksi Bila Madrasah Sepi
NU Online · Senin, 21 Agustus 2017 | 13:05 WIB
Sekitar enam ribu warga di Wilayah Kabupaten Semarang ikut dalam aksi penolakan kebijakan Full Day School (FDS) yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017. Warga tumpah ruah memenuhi halaman Kantor Bupati Semarang di Ungaran, Jumat (18/8).
Mereka kemudian ditemui langsung oleh Bupati Semarang H Mundjirin beserta Wakil Bupati Ngesti Nugraha.
Menurut Koordinator Aksi KH Zaenal Muttaqin mengatakan, madrasah diniyah dan pondok pesantren sebagai budaya pendidikan Nusantara akan hilang seiring pemberlakuan FDS.
“Hilangnya madin dan pesantren, kemudian dapat mengakibatkan munculnya budaya-budaya yang akan mereduksi kearifan dan keragaman pendidikan lokal,” tegas Zaenal.
Ia mencontohkan, kasus yang sudah terjadi di daerahnya di mana sejak diberlakukan FDS, banyak TPQ dan madin yang mulai ditinggalkan muridnya.
"Korbannya madrasah diniyah banyak yang sudah gulung tikar, TPQ di Ungaran saja sudah banyak yang tutup. Di lingkungan saya juga ada pondok yang santrinya sebagian dari SMA, SMP dan SD negeri yang dulunya pagi sekolah sore atau malamnya di madin atau ponpes sekarang tidak mondok lagi," kata Zaenal yang juga Ketua RMI Kabupaten Semarang itu.
Turut hadir dalam acara tersebut Rais Syuriyah (Plt) PCNU Kabupaten Semarang KH Fatkhurrahman Thohir, Ketua PCNU Semarang (Plt) KH Abdul Gofar. Dalam aksi tersebut warga juga mengadakan istighotsah untuk mendoakan keselamatan bangsa ini. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Aksi ODOL Tak Digubris Pemerintah, Sopir Truk Mogok Kerja Nasional Mulai 13 Juli 2025
3
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
4
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
5
PM Spanyol Sebut Israel Dalang Genosida Terbesar Abad Ini
6
Al-Azhar Mesir Kecam Pertemuan Sekelompok Imam Eropa dengan Presiden Israel
Terkini
Lihat Semua