Daerah

Kelebihan Pergunu Lumajang Juarai PWNU Jatim Award

Sab, 6 Juli 2019 | 10:30 WIB

Kelebihan Pergunu Lumajang Juarai PWNU Jatim Award

Ketua PC Pergunu Lumajang (memegang piala) bersama pengurus.

Lumajang, NU Online
Nahdlatul Ulama memiliki banyak lembaga dan badan otonom atau Banom. Dalam praktiknya, tidak mudah mengajak nahdliyin di akar rumput untuk bergabung apalagi aktif di kepengurusan. Namun pendekatan berbeda dilakukan Pergunu di Lumajang, Jawa Timur.

Pengakuan tersebut disampaikan Farid Wazdi yang dipercaya sebagai Ketua Pengurus Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kabupaten Lumajang. 

“Dari awal, kami sadar bahwa Pergunu merupakan Banom baru di NU, sehingga harus ada pendekatan khusus agar keberadaannya kian dikenal dan turut banyak anggota yang bergabung,” kata pria kelahiran Lumajang, 22 Juni 1981 tersebut, Sabtu (6/7).

Melewati Tahapan Organisasi
Pria yang tinggal di Desa Tukum, Kecamatan Tekung tersebut mengemukakan bahwa ketika diamanahi sebagai Ketua PC Pergunu Lumajang, tahun pertama yang dilakukan adalah konsolidasi serta penguatan pengurus. 

“Salah satunya adalah mengantarkan pengurus untuk mendapatkan beasiswa strata dua, lalu membagi habis tugas pengurus sesuai tugas pokok dan fungsi atau tupoksi sebagai hasil dari rapat kerja cabang atau Rakercab,” ungkap Ketua Yayasan Pendidikan Darul Falah Karangbendo tersebut.

Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Tekung 2000 hingga 2002 ini bersyukur karena tahapan tersebut berjalan sesuai harapan. Sehingga kepengurusan pada tahapan berikutnya adalah mengembangkan sayap organisasi.

“Sedangkan pada tahun kedua, yang kami lakukan adalah pengembangn organisasi yakni dengan membentuk 19 Pimpinan Anak Cabang atau PAC dari 21 kecamatan yang ada di Lumajang,” jelasnya. Praktis ada dua kecamatan yang belum tersentuh lantaran lokasi yang susah dijangkau karena berada di kawasan lereng gunung, lanjutnya.

Semakin Meyakinkan
Seperti disampaikan di awal, perlu ada pendekatan dan program khusus agar para guru berkenan ikut dan bergabung dengan Pergunu. “Salah satunya dengan melakukan kerja sama dengan Universitas Terbuka atau UT di kawasan Jember dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan,” ungkap mantan pengurus Pimpinan Wilayah IPNU Jatim ini.

“Kami ingin memberikan proteksi yakni perlindungan kepada guru mulai dari saat mereka berangkat mengajar sampai pulang di rumah,” urai mantan Sekretaris PC Pergunu Lumajang masa khidmah 2012 hingga 2017 tersebut.

Lewat kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan, menjadi pintu masuk bagi Pergunu untuk mengembangkan sayap organisasi hingga ke tingkatan kecamatan. “Ini juga yang membuat kami bisa diterima di 19 kecamatan dengan pendirikan kepengurusan Pimpinan Anak Cabang,” ungkap Ketua PC Pergunu Lumajang. 2017 hingga 2021 ini.

Sedangkan pada kepengurusannya yang sudah memasuki tahun ketiga adalah mnciptakn kemandirian organisasi. “Hal tersebut diawali dangan setiap anggota Pergunu wajib membeli seragam Pergunu,” kata farid. 

Lalu setiap tahun ajaran baru menyuplai kepada sejumlah koperasi madrasah berupa buku tulis dari Pengurus Wilayah Pergunu Jatim. “Insyaallah juga akan dirintis sebuah koperasi yang menyediakan berbagai atribut kebutuhan guru dan siswa,” ungkapnya.

Koordinasi dan kerja sama intern di lingkungan NU senantiasa dilakukan. “Semisal penggalangan dana peduli gempa bagi Palu, lalu donasi bagi kader NU yang sakit dan membutuhkn pertolongan lebih serta kebutuhan lain,” katanya.

Bagaimana dengan pemerintah setempat? “Alhamdulillah kerja ekstern sudah mulai dibangun komunikasi dengan Pemerintah kabupaten Lumajang,” jelasnya.

Prinsipnya, PC Pergunu Lumajang memberikan contoh kepada Pergunu yang ada di Jawa Timur. Bahwa harus ada sejumlah kreasi agar keberadaan organisasi kian diminati warga dan pengurus di sejumlah tingkatan. 

Dengan kelebihan yang dimiliki, sangat tepat bila keberadaan PC Pergunu Lumajang dipercaya menjadi juara pertama pada ajang PWNU jatim Award 2019. Saat grand final bisa meyakinkan dewan penilai kala bersaing dengan PC Pergunu Lamongan. (Ibnu Nawawi)