Daerah

Ketat, Penyembilah Hewan Kurban di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

Sab, 1 Agustus 2020 | 23:00 WIB

Ketat, Penyembilah Hewan Kurban di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya

Semua petugas kurban di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya menggunakan APD dan mematuhi protokol kesehatan. (Foto: NU Online/Rof Maulana)

Surabaya, NU Online

Setidaknya ada 84 hewan kurban disembelih di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya Sabtu (1/8). Penyembelihan sapi dan kambing tersebut menggunakan protokol kesehatan yang begitu ketat. Proses penyembelihan dilakukan di ruang basement masjid setempat. 

 

Disampaikan H Helmy M Noor, bahwa akibat pandemi Covid-19 yang tidak kunjung reda, penyembelihan atau pemotongan hewan kurban berbeda dari tahun sebelumnya. 

 

“Para relawan dan petugas pemotongan menggunakan Alat Pelindung Diri atau APD lengkap. Selain itu, di beberapa titik disiapkan hand sanitizer dan mereka wajib menggunakan masker,” kata Humas Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ini. 

 

Demikian pula ketika memasuki area pemotongan, suhu tubuh dicek dengan thermal gun. Saat pengulitan dan pengemasan daging juga berlaku ketentuan yang sama yakni memakai masker dan sarung tangan serta menjaga jarak dengan diberi sekat.

 

Pihak masjid mendatangkan sembilan orang untuk menangani hewan yang ada. Ada 36 petugas pengulitan, petugas pengemasan sebanyak 40 orang. Selain itu, selama proses pemotongan ada lima orang dokter hewan yang bertugas melakukan pengetesan kesehatan untuk hewan kurban yang baru disembelih.

 

Berbeda dengan sejumlah tempat pemotongan hewan kurban lain, untuk pemotongan daging, para petugas menggunakan alat otomatis. Hal ini tentu saja mempercepat proses pemotongan. Hal lain yang juga menjadi pertimbangan adalah dalam hal pengemasan. Bahwa sesuai anjuran untuk tidak menggunakan kantong plastik.

 

“Pengemasan daging juga menggunakan besek, hal ini agar lebih ramah lingkungan,” jelas Helmy. 

 

Pria kelahiran Tegal ini menjelaskan, semua hewan kurban disembelih dan dibagikan saat itu juga. Daging kurban dibagikan kepada warga di sejumlah kelurahan sekitar masjid seperti Menanggal dan Pagesangan.

 

“Pembagian daging kurban sifatnya pararel. Jadi, tidak menunggu selesai semua,” terangnya. Pihak masjid langsung mendatangi rumah warga yang sudah didata oleh pihak kelurahan. Setidaknya ada 2.000 besek daging kurban yang bisa dibagikan ke masyarakat, yang setiap kemasan memiliki berat sekitar 1,5 kilogram, lanjutnya. 

 

Dokter Hewan Juliane Poles Wari dari Dinas Peternakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengapresiasi yang dilakukan takmir masjid dalam penerapan protokol kesehatan. 

 

“Alhamdulillah hewan kurban, baik sapi dan kambing semuanya sehat dan aman, serta halal dikonsumsi,” katanya.  

 

Hewan bisa sehat salah satu penyebabnya adalah tidak stres karena  masjid memperlakukan hewan kurban lebih manusiawi. Hal tersebut seperti memisah hewan satu dengan yang lain. 

 

“Penyembelihan hewan kurban bergantian, ada ruang transit sebelum disembelih, sehingga hewan yang disembelih tidak melihat yang lain,” tandasnya. 

 

Kontributor: Rof Maulana
Editor: Ibnu Nawawi
Â