Daerah

Ketua NU Lampung Nilai Tidak Ada Negara yang Senyaman Indonesia

NU Online  ·  Rabu, 28 Maret 2018 | 10:00 WIB

Lampung Selatan, NU Online
Ketua PWNU Lampung H. Muhammad Mukri menilai bahwa tidak ada negara lain yang nyaman dan aman selain Indonesia. Walapun dengan berbagai macam suku, etnis, agama dan budaya, bangsa Indonesia mampu menciptakan kehidupan yang harmonis dan memiliki toleransi yang sangat tinggi. Hal ini dirasakannya setelah mendapat berbagai pengalaman ketika mengunjungi beberapa negara di dunia.

Keberagaman yang dimiliki Indonesia ini harus dikelola dengan baik sehingga perbedaan dan kebhinekaan yang ada tidak menimbulkan disintegrasi bangsa. Jika keragaman yang ada ini mampu dikelola dengan baik maka akan menghasilkan kekuatan tersendiri untuk membangun bangsa.

“Inilah tugas kita bersama untuk selalu menjaga kerukunan dan kedamaian,” ujar Rektor UIN Raden Intan Lampung yang akrab disapa Prof Mukri ini saat memberi sambutan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Pengurus Daerah Perhimpunan Anak Transmigrasi Indonesia (DPD PATRI) Provinsi Lampung tahun 2018 di Tabek Indah Resort, Natar Lampung Selatan, Rabu (28/3).

Prof Mukri yang juga merupakan ketua DPD PATRI Lampung mengajak kepada seluruh elemen bangsa untuk merubah perbedaan yang ada menjadi hal yang dapat memberikan manfaat. Ia berharap seluruh elemen bangsa mampu menjadi seperti payung dan ragi. Filosofi payung bermakna ketika hujan dan panas bisa menjadi tempat bernaung dan semua bisa memanfaatkannya. Filosofi ragi mampu menjadikan sesuatu yang tidak enak menjadi enak.

Pernyataan ini juga pernah ditegaskannya saat Kegiatan Pra Konferwil NU beberapa waktu lalu di Kota Metro, Lampung melihat permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Diantara permasalahan tersebut adalah fenomena mewabahnya hoaks, radikalisme dan berkembangnya sikap intoleran yang bukan merupakan tipikal Nahdlatul Ulama.

"DNA NU adalah Islam moderat," tegasnya seraya mengingatkan bahwa di era cyber war saat ini sikap radikal dan intoleran harus dilawan dengan aktif berbicara tidak dengan diam saja.

Oleh karenanya, ia mengajak untuk melakukan penguatan pendidikan kepada para generasi penerus bangsa. Secara kuantitas menurutnya, pendidikan di jamiyah NU sudah banyak. Di samping terus meningkatkan kuantitas, yang juga perlu lebih diperhatikan adalah kualitas dari pendidikan di bawah naungan NU. (Muhammad Faizin)