Daerah

Ketua NU Pringsewu: Islam Nusantara adalah Tiang Negara

Ahad, 15 Juli 2018 | 13:00 WIB

Pringsewu, NU Online
Akhir-akhir ini semangat persatuan makin terkikis seiring maraknya ujaran kebencian dan hoaks terutama terkait istilah Islam Nusantara yang sengaja diangkat kembali oleh oknum yang ingin mengambil keuntungan dari kondisi yang muncul.

Istilah yang sudah ada sejak 2015 saat Muktamar NU di Jombang ini sengaja dimunculkan kembali khususnya di media sosial serta dibumbui dengan ujaran kebencian dengan berharap terjadi perpecahan di tengah masyarakat.

Islam Nusantara adalah corak khas keislaman masyarakat Indonesia. Bukan madzhab apalagi agama baru. Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang dibawa para Wali Songo hingga sampai ke para ulama dan kiai. Islam Nusantara merupakan istilah sama halnya seperti Islam berkemajuan, Islam terpadu, Islam Indonesia dan berbagai istilah lainnya yang lazim dijumpai.

Hal ini dijelaskan Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung, H.Taufik Qurrohim di depan jamaah pengajian triwulan sekaligus Halal bi Halal yang diselenggarakan Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Kecamatan Pagelaran di Desa Bumirejo, Buminoto, Pagelaran, Ahad (15/7).

Oleh karenanya Ia mengajak warga NU untuk tidak terpengaruh informasi baik itu berita, foto maupun video yang sengaja diolah untuk tujuan memecah belah warga NU. Ia berharap warga NU tetap kukuh ber-NU dengan tidak terwarnai oleh paham-paham lain yang saat ini muncul seperti jamur di musim hujan.

Warga NU juga lanjutnya harus senantiasa beragama dengan prinsip moderat dan toleran serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. Ia menegaskan bahwa Islam Nusantara (NU) sudah terbukti menjadi tiang negara dan sejarah pun mencatat NU berkontribusi besar terhadap terwujudnya NKRI.

“NU dengan Islam Nusantaranya dan Muhammadiyah dengan Islam Berkemajuannya adalah tiang negara. Sebab amaliahnya ada al ruh insaniah dan al ruh wathaniyah (semangat persaudaraan sesama dan cinta tanah air). Selama ada NU di dada, Indonesia kan berdiri tegak dan Pancasila jaya. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa menyatukan bangsa Indonesia yang beragam agama, suku-suku, dan budayanya ini. Fakta ini adalah sunnatullah (ketentuanNya, red), maka kewajiban kita adalah bagaimana tetap menjaga persatuan dalam keberagaman ini," tegasnya

Pada kegiatan tersebut, Mas Taufik, sapaan akrabnya juga mengungkapkan bahwa banyak negara di dunia saat ini yang ingin belajar Islam Nusantara.

“Setelah Negara Afganistan yang mendirikan Jam’iyah NU, perwakilan ulama dari empat negara yaitu Libanon, Yunani, Lithuania, serta Rusia berencana akan mendirikan cabang NU. Mereka akan menyebarkan wawasan Islam Nusantara di masing-masing negaranya,” ungkapnya. (Juna/Muhammad Faizin).