Daerah

Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Kitab Kifayatul Atqiya

Rab, 2 Agustus 2017 | 12:01 WIB

Surabaya, NU Online
Setiap Manusia yang belajar satu bab ilmu maka lebih baik dari pada shalat seratus rakaat. Itulah yang dikatakan oleh KH Abdussalam Mujib, Pengasuh Ponpes Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo saat menerangkan isi kitab Kifayatul Atqiya di Kantor Ikatan Alumni Al-Khoziny Cabang Surabaya, Selasa (1/8).

"Nabi Muhammad SAW bersabda barang siapa berangkat pagi hanya untuk menuntut satu bab ilmu maka lebih baik dari pada sholat 100 rakaat, diriwayatkan oleh Imam Ibn Abdul Barr," kata Kiai Abdussalam Mujib mengutip karya Sayyid Bakri Al-Makki Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi.

Imam Syafi'i mengatakan mencari ilmu itu lebih utama daripada shalat sunnah. "Lebih banyak pahalanya mencari ilmu yang manfaat dari pada shalat sunnah," lanjut Kiai Salam.

Keutamaan lainnya adalah apabila orang yang menuntut ilmu tersebut meninggal dunia maka itu dikatakan mati syahid. Hal itu sesuai dengan yang disabdakan oleh Rasulullah diriwayatkan Ibnu Munir dalam kitab Shahih bukhori. 

"Hadist ini untuk memberi semangat kepada tholabul ilmi dan memberi penyemangat," tutur terang Mustasyar PCNU Sidoarjo ini.

Imam Malik guru dari Imam Syafi'i bercerita ada seorang santri (orang yang belajar ilmu) yang ingin belajar kepada Imam Malik. Namanya Yahya, sang Imam pun langsung berkata, kalau menuntut ilmu janganlah tidur terus. 

"Seorang santri harus betah melek malam. Kurangi tidur terutama di waktu malam," terang Kiai Salam.

Diceritakan ada seorang pemuda yang bermimpi bertemu dengan santri yang meninggal di pondok. Semasa hidupnya dihabiskan di pesantren untuk belajar satu bab Ilmu. Saya melihat Allah SWT mengangkat satu drajat di surga. Lalu Allah berkata kepada malaikatNya agar menambai derajat itu dengan warisan para nabi.

Selain keutamaannya, Kiai Salam juga membacakan kitab di halaman 64, yang diterangkan, barang siapa yang mencari ilmu agar menyaingi atau mau mengalahkan orang lain atau memalingkan wajahnya dari manusia atau ingin punya pengaruh. Maka Allah akan memasukkan ke dalam neraka.

"Manusia itu memiliki dua jatah yaitu di surga atau di neraka. Kalau ada manusia yang seperi ini maka dia mengambil jatahnya di neraka," pungkas Kiai Salam. (Rof Maulana/Fathoni)