Daerah HAUL KE-4

KH Ma’ruf Irsyad, Kiai Humoris yang Dekat dengan Santri

NU Online  ·  Ahad, 8 Juni 2014 | 15:01 WIB

Kudus, NU Online
Sabtu (7/6) kemarin, ribuan santri memperingati haul ke-4 wafatnya almarhum KH Ma’ruf irsyad, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Muta’allimin Jagalan, Kota Kudus, Jawa Tengah. Mereka mengadakan kegiatan ziarah ke makam KH Ma’ruf di pemakaman Sedio Luhur Bakalan, Krapyak, Kudus Sabtu sore dan pengajian umum di Masjid Koujan Kudus pada malam harinya.
<>
Mengenang sosok yang pernah menjadi Rais Syuriyah PCNU Kudus dua kali ini, beberapa alumni pesantren memberikan testimoni. Dosen IAIN Walisongo Semarang M.Rikza Chamami menyatakan KH M Ma'ruf Irsyad adalah figur kiai alim yang sangat peduli dan dekat dengan santrinya. Terlebih lagi, ulama yang wafat pada usia 73 tahun ini sangat perhatian dalam membekali ilmu salaf.

“Para santri selalu semangat belajar karena pelajaran kitab kuning yang susah terlihat mudah diajarkan beliau,” kenang Rikza saat masih menjadi santri Mbah Ma’ruf di Madrasah Qudsiyyah Kudus.

Pada waktu mengajar, kata Rikza, ulama yang disegani ini sangat humoris, peramah, dan mudah memberi pemahaman dalam menyampaikan pelajaran kitab salaf. Mbah Ma’ruf juga sangat teliti melatih santri untuk membaca kitab kuning dengan mudah dan benar.

“Tidak pernah saya melihat, beliau tidak pernah tersenyum di kelas. Ini yang menjadi santri senang dan semangat belajar,” imbuh Rikza kepada NU Online.

Sementara itu, menurut  mantan ketua IPNU Kabupaten Pati Abdul Hamid, KH Ma’ruf Irsyad merupakan seorang ulama wira'i yg mewakafkan diri untuk mengamalkan ilmu kepada santri-santrinya. Begitu juga, kata Hamid, ulama kharismatik ini  menghabiskan waktunya untuk mengabdi kepada masyarakat

“Saya terkesan keistiqomahan beliau dalam mengajarkan ilmu kepada para santri maupun masyarakat, kesederhanaannya dan  pengabdian beliau terhadap ummat serta cintanya beliau kepada Kanjeng Nabi Sahabat dan ahlul bait.” ujar Hamid yang pernah nyantri pada tahun 2003-2004.

Terkait pesan-pesannya pada masa hayat, kedua mantan aktivis IPNU ini menuturkan mbah Ma’ruf selalu menyampaikan supaya jangan  lupa kepada Ahlussunnah Wajl Jamaah dan selalu mengamalkan ilmu di tengah-tengah  masyarakat.

“Beliau sering pesan selalu bertaqwa kapanpun dan di manapun berada, cinta Nabi, para sahabat dan ahli bait serta terus berhidmat kepada ummat,” ujar Hamid.

Pada masa hayatnya, KH Ma’ruf Irsyad juga pernah menjadi guru di berbagai madrasah NU di Kudus seperti Madrasah Diniyyah Mu’awanatul Muslimin Kenepan, Madrasah Qudsiyah, Madrasah TBS, Madrasah Banat, dan Madrasah Muallimat. Selain itu, Mbah Ma’ruf juga aktif mengisi pengajian di berbagai daerah Kudus dan sekitarnya.

Mbah Ma’ruf wafat pada 22 juli 2010 bertepatan bulan Sya’ban 1431 H dan makamnya terletak di pemakaman Sedio Luhur Bakalan Krapyak. Peninggalannya, pondok pesantren Raudlatul Mutaallimin, kini diasuh oleh para menantu dan alumni senior. (Qomarul Adib/Mahbib)