Banjarbaru, NU Online
Memperingati Hari Lahir (Harlah) Pengurus Koordinator Cabang KORPS PMII Puteri (Kopri) ke-50, Kopri Kalsel, PKC PMII Kalsel melaksanakan Bedah Buku Khazanah Aswaja di Kampus STAI Al-Falah, Landasan Ulin, Banjarbaru Selasa (21/11) siang.
Buku Khazanah Aswaja merupakan karya Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur. Seperti dikatakan Ketua Tim penulis, KH Abdurrahman Navis, dalam kata pengantarnya, buku Khazanah Aswaja merupakan rujukan praktis untuk memahami, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah di tengah tantangan pemikiran dan gerakan firqah-firqah lain yang semakin hari semakin menjadi.
Ketua Kopri Kalsel sekaligus Ketua Pelaksana, Wenny Noorahim mengatakan, tujuan diadakannya bedah buku Khazanah Aswaja ini agar masyarakat baik secara umum maupun warga NU memiliki pemahaman yang Ā lebih tentang Aswaja.
"Sesuai dengan nama buku yaitu Khazanah; Perbendaharaan atau Kekayaan, Aswaja itu mengandung begitu banyak fahaman dalam skala luas," ujar Wenny dalam sambutannya.
Ia menambahkan, bedah buku ini juga bertujuan untuk membentengi masyarakat dari paham radikalime,
"Pemahaman Aswaja secara garis besarnya merupakan upaya untuk membentengi dari segala faham radikal maupun liberal," tambahnya.
Bertema Sebagai Penguatan Pemahaman Ajaran Rahmatan Lilalamin dalam Menjaga Kedaulatan NKRI, bedah bukuĀ menghadirkan narasumber dari tim penulis buku Khazanah Aswaja, yakni Yusuf Suharto. Sebagai pembanding, Ketua Tanfidziyah PWNU Kalsel, KH Syarbani Haira.Ā
Yusuf Suharto menyampaikan bahwa Aswaja yang dianut oleh NU sudah benar, karena merupakan anhaj para mayoritas ulama.
"Termasuk NKRI ini adalah upaya final bangsa ini. Tidak boleh diubah krn akan mendatangkan mafsadah. Jadi, taat kepada pemimpin negeri adalah wajib hukumnya sbg ketaatan kepada Ulil Amri. Jk pemimpin menyimpang maka ditegur dengan cara-cara yg baik (ma'ruf)," ujar Tim Aswaja NU Center PWNU Jatim ini.
Sementara itu KH Syarbani menyoroti implementasi ber-Aswaja dan ber-NU.
"Buku ini menarik, dan aspek teoritisnya sdh disampaikan penulis. Kita tinggal mengimplementasikan nya bahwa NU itu harus terus memperkuat diri. Warga NU itu harus percaya diri."
Peserta bedah buku mendapatkan fasilitas berserta tanda tangan penulis, sertifikat, snack dan blok note. Panitia juga menyediakan paket regular dengan kontribusi Rp20.000 saja tanpa mendapatkan buku. (Red: Kendi Setiawan)