Ki Jaka, Sumber Air Yang Disyukuri Setiap Muharram
NU Online · Jumat, 8 November 2013 | 01:05 WIB
Cirebon, NU Online
Ratusan warga berjajar di sepanjang jalan menuju sebuah sumber air yang mereka namai “Kiai Jaka atau Ki Jaka”. Masyarakat Blok Kamplongan Desa Tuk Karangsuwung Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon mengisi kegiatan di sana dengan pembacaan tahlil dan selametan secara rutin, Kamis (7/11).
<>
Saefur, salah satu tokoh pemuda setempat mengisahkan, sumber air yang berbentuk pancuran itu telah ada semenjak puluhan tahun yang lalu. Konon, nama Ki Jaka diambil dari seorang wali yang datang pertama kali untuk membabat desa yang sebelumnya berupa hutan dan melengkapinya dengan sebuah sumber air.
“Orang tua dulu bilang, bahwa Ki Jaka itu sezaman dengan Mbah Muqayyim, pendiri Buntet Pesantren, Cirebon,” kata Saefur.
Masyarakat setempat mengakui, sumber air itu tidak pernah mengalami kekeringan, meskipun sedang dilanda musim kemarau yang berkepanjangan. Hal inilah yang mendasari masyarakat setempat untuk tetap melestarikan tradisi Bebarik yang dilaksanakan setiap sore Jum’at pertama di bulan Muharram.
Keberadaan sumber air ini menjadi tumpuan hidup masyarakat di sini, terutama saat musim kekeringan, tandas Saefur.
Sumber air Ki Jaka bukanlah satu-satunya situs yang menjadi kebanggaan warga setempat. Sekitar dua kilometer sebelah selatan pancuran air Ki Jaka terdapat makam dua orang wali yakni Mbah Muqayyim dan Mbah Ardi Sela yang kerap diziarahi santri dan kiai pesantren-pesantren di Cirebon. (Sobih Adnan/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua