Daerah

Kiai dan Pengurus NU Harus Jadi Teladan Penegakan Protokol Kesehatan

Sel, 14 Juli 2020 | 04:47 WIB

Kiai dan Pengurus NU Harus Jadi Teladan Penegakan Protokol Kesehatan

Peningkatan kasus positif Covid-19 yang sudah mencapai ribuan setiap harinya saat ini harus menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan.

Pringsewu, NU Online
Dalam menyikapi kebijakan new normal atau tatanan kenormalan baru yang ditetapkan oleh pemerintah, masih banyak masyarakat yang belum mengerti dan tidak mematuhi protokol kesehatan. Sebagian masyarakat mengartikan new normal sebagai kehidupan kembali normal.


"New normal itu kita kembali beraktivitas dengan cara baru. Bukan berarti bebas beraktivitas seperti dulu saat belum ada Corona. Protokol kesehatan harus dipatuhi untuk menghindari terpapar virus," kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu H Taufik Qurrahim, Selasa (14/7).


Peningkatan kasus positif Covid-19 yang sudah mencapai ribuan setiap harinya saat ini harus menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan. Ia menilai peran para tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam memberi tauladan juga bisa berdampak positif.


"Para Kiai dan para pengurus NU yang di lingkungannya menjadi tauladan juga harus menegakkan protokol kesehatan. Ketidakpedulian para tokoh akan menjadikan masyarakat juga tidak peduli," jelasnya. 


Apalagi tambah Taufik, Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang identik dengan budaya komunal atau berkumpul-kumpul. Dengan contoh nyata dan pengarahan dari Kiai serta pengurus NU, ia optimis masyarakat pun akan sadar betapa pentingnya menggunakan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari khususnya saat berkumpul dengan orang lain.


"Banyak saat ini yang sudah lupa memakai masker, menjaga kebersihan tangan, dan physical distancing (jaga jarak). Ini harus diingatkan kembali agar tidak semakin buruk kondisi penyebaran Covid," ingatnya.


Taufik pun mengingatkan pesan yang disampaikan oleh Ketua PBNU bahwa selama masih dalam pandemi Covid-19, wajib hukumnya menaati protokol kesehatan. Bukan hanya mengancam diri sendiri, tidak patuh protokol juga bisa mencelakakan orang lain.


"La dharara wala dhirara. Jangan membahayakan diri sendiri dan orang lain," katanya mengutip hadits Nabi.


Taufik juga mengingatkan bahwa perkembangan status daerah terkait Covid juga tidak bisa diprediksi. Mobilitas penduduk dari satu tempat ke tempat lain menjadi cara tersebarnya virus Corona. Ia mencontohkan, Pringsewu yang pernah baru ditetapkan sebagai zona hijau, namun satu hari berselang ada kasus positif Covid baru.


"Saat ini Pringsewu masuk lagi dalam zona kuning. Jadi mari para kiai dan pengurus NU, tegakkan protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan yakinkan dalam kondisi sehat saat kumpul-kumpul," ajaknya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin