Daerah

Kiai Marzuki Minta Keadaban Orang Madura Dijaga

NU Online  ·  Ahad, 7 April 2019 | 09:45 WIB

Pamekasan, NU Online
Masyarakat Madura dikenal beradab. Santun dalam bertutur kata, dan sopan dalam bertingkah laku. Kesopan-santunan itu sudah membudaya dan mendarah daging dalam kehidupan masyarakat Madura.

"Karena itu, mari kita rawat terus keadaban Madura yang dikenal syar'i ini," tegas Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar saat memberikan pengarahan dalam Turba dan Konsolidasi Organisasi Nahdlatul Ulama Zona Madura Raya di Pesantren Miftahul Anwar, Klompek, Pamoroh, Kadur, Pamekasan, Sabtu (6/4).

Menurutnya, ‘ciri khas’ orang Madura itu harus tetap dipelihara. Jangan sampai terkontaminasi oleh ulah orang-orang yang tidak punya adab. Dikatakannya, saking beradabnya orang Madura, jika mau ketemu  ulama, dari jauh sudah menunduk, bahkan sandalnya dilepas.

“Makanya saya heran kalau sampai ada ulama diperlakukan tidak wajar di sini. Madura harus dijaga dan kembalikan budaya syar'i Madura. Jangan mau dibodohi oleh mereka yang tidak tahu adab, tidak sopan sama ulama dan habaib," ungkapnya.

Kiai Marzuki juga mengimbau menjelang Pilpres masyarakat diajak berpikir secara sehat, bukan memakai nafsu dalam menentukan pilihan dan tetap menjaga adab sesama manusia tanpa saling menyalahkan.

"Jika mau pilih jangan yang ada Wahabi-nya, jangan coblos partai yang ada Wahabi-nya. Sebab, Wahabi men-toghut-kan Pancasila. Kita juga harus komitmen untuk memperjuangkan Aswaja, NU, dan NKRI," ucapnya.

Dalam acara tersebut hadir perwakilan PCNU dari Sumenep, Kangean, Masalembu, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. Sedangkan jajaran PWNU Jawa Timur yang hadir antara lain adalah KH Ali Mashuri, KH Nuruddin, Gus Holil Nawawi (Putra Pengasuh Pesantren Sidogiri), dan KH Safruddin. (Hairul Anam/Aryudi AR)