Daerah

Kiai Muhyiddin: Pengurus NU Pantang Patah Semangat

NU Online  ·  Rabu, 28 Maret 2018 | 09:00 WIB

Kiai Muhyiddin: Pengurus NU Pantang Patah Semangat

Kiai Muhyiddin Abdusshomad

Jember, NU Online
Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) diharapkan tidak patah semangat dalam menghadapi berbagai rintangan yang menghadang. Sebab, yang namanya kendala adalah suatu keniscayaan dalam setiap usaha atau perjuangan  dakwah. 

Harapan tersebut disampaikan Rais PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad saat memberikan pengarahan dalam pertemuan dengan sejumlah pengurus MWCNU di kediaman Gus Rohim, Desa Sumuran, Kecamatan Ajung, Jember, Jawa Timur, Ahad (25/3).

Menurutnya, kesabaran dan ketelatenan adalah syarat mutlak yang harus dimiliki untuk menjadi pengurus NU. 

“Memang kita harus punya kesabaran ekstra, karena ini tidak ada gajinya. Selain itu, yang kita hadapi adalah  masyarakat awam,” tuturnya.

Dikatakan, cibiran bahkan cacian sudah tak asing lagi bagi pendakwah. Apalagi dewasa ini kecenderungan prilaku masyarakat kian  pragmartis. Itupun masih ditambah dengan banyaknya aliran yang kadang seenaknya menghujat amaliah NU. Namun itu semua tidak  boleh menyurutkan langkah untuk terus menebarkan ajaran Islam  Ahlussunnah wal  Jama’ah. 

“Kita mengemban amanah, semata-mata untuk melanjutkan perjuangan aulia Allah,” jelasnya. 

Penulis beberapa buku Aswaja itu menambahkan, kendala dan  rintangan pasti selalu mengiringi setiap usaha, termasuk dakwah. Sebab, di situlah loyalitas dan kapasitas seseorang diuji. 

Kiai Muhyiddin lalu mencoba memutar ulang memori sejarah  perjuangan Nabi Muhammad yang tidak mudah. Beliau tidak hanya diuji dengan keberadaan orang-orang yang membenci di dalam keluarganya, tapi juga diuji dengan munculnya nabi palsu. 

Bahkan Sayyidina Ali dan Khalid bin Walid datang kepada Nabi Muhammad, dengan niat bulat untuk membunuh Nabi Muhammad, tapi karena sabar, akhirnya musuh-musuh nabi itu takluk. 

“(Cobaan) Itu belum ada apanya-apa jika dibandingkan dengan perjuangan para nabi dan ulama-ulama terdahulu,” terangnya (Aryudi AR/Muiz).