Daerah

Kiat agar Bebas dari Sifat Pelit dan Sombong

Sab, 29 Juni 2019 | 01:00 WIB

Surabaya, NU Online
KH Sholeh Sahal, salah satu dai asal Jawa Timur menjelaskan bahwa ada tiga tanda orang pelit. Ketiga ciri ini ada dalam Al-Qur'an surat Al-Humazah. “Ciri-ciri pertama dari orang pelit adalah suka mengumpulkan harta. Alladzii jama’a maalan,” tukasnya.

Hal ini ia sampaikan saat memberikan mauidzah hasanah dalam peringatan Haul Ke-3 KH Abdul Mu’thi Nurhadi, pengasuh Pesantren Nurul Khoir Wonorejo Rungkut, Surabaya pada Kamis (27/6) malam.

Ia melanjutkan, ciri kedua dari orang pelit adalah suka menghitung-hitung harta yang dimiliki. “Ciri kedua adalah suka mengitung harta yang dimilikinya. Wa ‘addadah,” lanjutnya.

Ciri terakhir adalah orang yang menyangka bahwa hartanya akan membuatnya kekal. “Terakhir, orang yang mengira bahwa harta akan membuat dirinya kekal,” ucapnya.

Sebelumnya, ia menceritakan bahwa saat gubernur Jawa Timur masih dijabat oleh Pakdhe Karwo, ia pernah berdiskusi mengenai penyebab orang Indonesia banyak yang dalam keadaan kekurangan.

“Pakdhe Karwo menjawab tidak tahu. Orang Islam di Indonesia itu banyak, tapi banyak yang pelit. Ini penyebab banyak orang Indonesia dalam keadaan kekurangan,” ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa penyebab orang menjadi pelit adalah adanya dosa yang dimiliki oleh yang bersangkutan. “Penyebab pelit adalah memiliki dosa, sehingga menjadikan seseorang pelit dan enggan bersedekah,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, usahakan diri kita tidak bersifat sombong. Sombong itu termasuk penyakit, yakni merasa paling. Yang boleh sombong itu hanya Allah saja,” lanjutnya.

Jika seseorang ingin menghilangkan kesombongan dalam dirinya, kiai yang juga mengisi kajian di Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya ini mengatakan bahwa seseorang hendaknya sering bersosialisasi, terutama dengan orang miskin.

“Dengan bersosialisasi dengan orang-orang miskin, niscaya kita tidak akan memiliki rasa sombong. Hal ini sudah dicontohkan oleh Rasulullah,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, alasan lain manusia sering berbuat dosa adalah karena jarang bersyukur. “Kenapa kita sering melakukan kesalahan atau dosa? Karena kita jarang bersyukur kepada Allah,” jelasnya.

“Manusia jarang bersyukur kepada Allah. Padahal bersyukur adalah perintah Allah. Mari kita sering-sering bersyukur kepada Allah,” pungkasnya. (Hanan/Muiz)