Daerah

Kisah Inspiratif Duta Generasi Berencana Mahasiswa

Kam, 19 Mei 2016 | 05:00 WIB

Kisah Inspiratif Duta Generasi Berencana Mahasiswa

Ponita Dewi (tengah pakaian hitam) berpose bersama santri putri peserta BPUN PC Ansor Way Kanan setelah mengisi sesi motivasi, Kamis (19/5)

Way Kanan, NU Online
Sukses tidak bergantung dengan pekerjaan melainkan pada orang yang mengerjakannya. Demikian pesan Ponita Dewi, Duta Generasi Berencana Mahasiswa Nasional 2013 kepada santri Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) digelar PC GP Ansor Way Kanan Lampung.

"Kalau kalian gagal, alternatif apa yang kalian ambil?" tanya Ponita saat mengisi sesi motivasi di Pesantren Assiddiqiyah 11 asuhan Kiai Imam Murtadlo Sayuthi di Kampung Labuhan Jaya, Kecamatan Gunung Labuhan, Kamis (19/5).

Ponita lalu membagi pengalamannya ketika berjuang untuk mendapatan satu kursi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang di idam-idamkannya pada tahun 2010.

"Saya sempat mengikuti bimbingan belajar di Palembang, Sumatera Selatan selama tiga bulan. Jarak tempuh antara tempat tinggal dan tempat bimbingan belajar saya tempuh dengan berjalan kaki selama satu jam," kata dia lagi.

Singkat cerita, saat pengumuman nama Ponita tidak muncul di koran manapun yang memuat nama-nama peserta lolos tes PTN. "Saya drop selama dua bulan. Dan saat itu hari demi hari saya lewati dengan kegiatan-kegiatan tidak produktif seperti menonton televisi, tidur dan masih banyak lagi," kata dia.

Karena itu, ujar Ponita melanjutkan, jika gagal segera bangkit. "Kalau kalian gagal jangan seperti saya. Cepat bangkit karena Allah mempunyai sesuatu yang lebih yang akan diberikan kepada kita ketika kita gagal. Sukses tidak bergantung dengan pekerjaan melainkan pada orang yang mengerjakannya," ujar gadis yang berprofesi sebagai Master Of Ceremony itu.

Banyak pesan diberikan oleh Ponita untuk santri BPUN, diantaranya harus seimbangnya antara dunia dan akhirat. Ponita menganjurkan santri BPUN tidur pada jam 23.00 dan bangun pada pukul 02.00 WIB untuk mengerjakan sholat malam 12 rakaat, sholat hajat 12 rakaat, sholat tasbih 4 rakaat kepada para peserta.

"Selain di tuntut dengan kegiatan duniawi, kalian harus ditunjang dengan kegiatan akhirat. Karena Allah tidak mau diduakan," kata dia lagi.

BPUN merupakan gerakan filantropi edukasi bagi anak-anak berprestasi namun kurang mampu secara keuangan namun mampu secara intelektual. Program utama Yayasan Mata Air itu memberi materi bimbingan rohani istiqomah, motivasi, materi akademik, wawasan dan kecintaan lingkungan hidup bagi peserta, serta keterampilan jurnalistik yang dibimbing Gatot Arifianto, anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung, dan Ketua PC GP Ansor Way Kanan. (Zakiroh Mutawakkil/Zunus)