Daerah JIHAD PAGI

Kuatkan Warga NU dengan Aswaja di Era Medsos

Ahad, 23 Desember 2018 | 20:30 WIB

Kuatkan Warga NU dengan Aswaja di Era Medsos

Foto: KH Hudalloh Ridwan (Ist.)

Pringsewu, NU Online
Pengaruh kemajuan teknologi dan informasi khususnya media sosial terhadap pola pikir dan pemahaman masyarakat sangat terasa saat ini. Masyarakat milenial seolah sudah menjadikan media sosial sebagai sumber informasi utama. Selain mendapatkan informasi, masyarakat juga sudah menggunakannya sebagai alat untuk belajar agama.

Padahal tidak semua yang ada di dunia maya khususnya media sosial, layak dikonsumsi. Perlu kehati-hatian tinggi terhadap informasi apa saja yang ada, khususnya terkait ilmu-ilmu agama. Selain berbahaya karena belajar tanpa melalui guru, belajar melalui internet juga rawan terpengaruh oleh paham-paham melenceng dari tuntunan dan nilai-nilai agama.

Menyikapi hal ini, Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Hudalloh Ridwan mengingatkan khususnya kepada warga NU untuk senantiasa menyaring berbagai informasi yang bertebaran di dunia maya khususnya media sosial. Selain itu, diperlukan juga penguatan paham Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah sehingga mampu membentengi diri dari broadcast propaganda paham-paham yang bertentangan dengan Aswaja.

“Kalau warga NU khususnya para generasi milenial yang selalu bersentuhan dengan smartphone kuat dalam beraswaja, maka sebenarnya tidak perlu kekhawatiran terhadap masifnya hoaks, ujaran kebencian dan propaganda paham radikal di media sosial,” kata Gus Huda saat hadir menjadi pemateri Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) yang dilaksanakan di gedung NU Pringsewu, Lampung, Ahad (23/12).

Oleh karenanya materi pelajaran Aswaja dan Ke-NU-an harus lebih dikuatkan lagi di lembaga-lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama. Yang selama ini hanya menjadi muatan lokal, sudah saatnya menjadi materi utama yang harus diberikan kepada para pelajar dengan jam maksimal.

Selain penguatan Aswaja untuk membentengi para generasi  muda dari pengaruh ideologi menyesatkan, penguatan pendidikan karakter juga penting diberikan kepada para pelajar. Pendidikan karakter disini, tegas Gus Huda, bukan sekedar menyampaikan materi tentang karakter kepada pelajar, namun lebih dari itu adalah menjadikan pendidikan karakter sebagai ideologi.

“Pendidikan karakter tidak akan berpengaruh terhadap karakter pelajar jika tidak bersumber dari sebuah ideologi. Semisal karakter disiplin harus muncul secara alami dari siswa tanpa ada unsur takut kepada guru. Karakter jujur harus benar-benar tertanam tanpa ada tekanan dan pengawasan guru,” jelas Gus Huda.

Terkait hal ini semua, Pria berkacamata alumni Universitas Al Azhar Mesir ini mengingatkan warga NU untuk memberi pendidikan terbaik bagi putra-putrinya dengan menyekolahkan di lembaga yang jelas berhaluan Aswaja. Jangan sampai para generasi muda NU terseret aliran sesat karena minimnya bekal Aswaja sedari dini.

“Semua perubahan diawali dari bawah. Dari diri kita sendiri,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)