Daerah

Kunci Rejeki dan Sehat Ada di Waktu Shubuh

Rab, 9 November 2016 | 04:01 WIB

Kunci Rejeki dan Sehat Ada di Waktu Shubuh

Nyai Hj Mundjidah Wahab

Jombang, NU Online
Pemerintah Kabupaten Jombang akan meluncurkan gerakan Shalat Shubuh  berjamaa pada Kamis (10/11). Kegiatan akan diikuti pejabat di seluruh kecamatan dan desa. Diharapkan umat Islam dapat meraih manfaat dari gerakan ini.

''Kuncinya sehat dan rezeki itu ya di waktu shubuh. Makanya gerakan shubuh berjamaah ini sangat penting," kata Wakil Bupati Jombang Nyai Hj Mundjidah Wahab, Rabu (9/11).

Ketua PC Muslimat NU Jombang ini sangat merasakan manfaat Shalat Shubuh berjamaah tersebut. "Bahkan saya tidak pernah telat melaksanakan shalat tahajjud," katanya, dengan dilanjutkan melaksanakan dua rakaat sebelum shubuh. "Setelah itu  shalat Shubuh berjamaah," lanjutnya.

Kendati demikian, Mundjidah berpesan agar usai menunaikan shalat berjamaah, dilanjut dengan beraktivitas maupun bekerja. "Dan setelah Shalat Shubuh berjamaah jangan tidur lagi agar rejekinya lancar," ungkapnya.

Sebelumnya, Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko mengajak masyarakat untuk semakin giat Shalat Shubuh berjamaah baik di masjid maupun di mushalla. Bahkan ia sendiri yang memimpin gerakan Shalat Subuh Berjamaah tersebut.

Pada Kamis (10/11) pagi tersebut, bupati akan melakukan launching serentak di Masjid Agung Baitul Mukminin Alun-alun Jombang. Sedangkan para camat memimpin acara serupa di masjid jami, yang diikuti para kepala desa setempat.

''Kita sangat ingin mewujudkan Jombang sejahtera. Bukan  hanya sejahtera fisiknya. Namun juga sejahtera rohaninya. Makanya kita luncurkan gerakan Shalat Shubuh berjamaah ini,'' ucapnya.

Di waktu shubuh, kata Nyono, ada keberkahan. ''Kalau kita berdoa waktu shubuh, pasti dikabulkan Allah. Jadi kalau punya hajat apa pun, harus Shalat Shubuh,'' pesannya.

Jika ingin rezeki lancar kuncinya juga ada di waktu shubuh. ''Alhamdulillah saya ini membuktikan sendiri. Karena selalu bangun shubuh, pikiran menjadi fresh, tubuh jadi bugar, dan rezeki lancar,'' urainya. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)