Daerah

Lawan Dakwah Penyebar Ekstremisme, ISNU Jatim Luncurkan Dinun

NU Online  ·  Sabtu, 6 Juli 2019 | 08:00 WIB

Probolinggo, NU Online 
Fundamentalisme keagamaan yang disebabkan pemahaman keberagamaan yang sempit hingga mempersoalkan legitimasi konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi perhatian tersendiri bagi Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur. 

"Lebih ironis lagi, kondisi yang demikian terbentuk oleh narasi keagamaan dan politik ekstremisme melalui media sosial sebagai tantangan serius bagi umat,” kata Achmad Tohe, Jumat (6/7).

Menurut Direktur Dai Intelektual Nusantara Network atau Dinun ini, kondisi diperparah seiring meningkatnya jumlah pengguna media sosial yang mencapai kurang lebih 143,26 juta jiwa atau 54,68% dari total populasi Indonesia.

Penegasan disampaikan Achmad Tohe pada seminar nasional yang digelar PW ISNU Jatim di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.

Menurut Achmad  Tohe, sebahai upaya membendung kondisi itu PW ISNU Jatim melalui program kerja utama berupa proliferasi paham Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdhiyah, membentuk organisasi sayap yang diberi Dinun.

“Tugas dan fungsi Dinun sendiri lebih sebagai wadah asosiasi dan jejaring kaum intelektual keagamaan yang tumbuh dan berkembangan di lingkungan Nahdlatul Ulama,” jelasnya.   

Prinsip-prinsip yang dijadikan basis gerakan adalah Aswaja an-Nahdhiyah yang menjunjung tinggi moderasi dan toleransi. “Dinun juga menginsafi dan menghormati perbedaan dan keragamaan yang berkembang di tengah masyarakat, termasuk keragaman pandangan keagamaan, tanpa mengingkari pentingnya kontestasi gagasan konstruktif yang memberdayakan,” tegasnya. 

Dengan adanya Dinun, tugas dakwah dapat menjangkau semua lapisan masyarakat dengan berbagai latar belakang  profesi, tingkat pendidikan, dan usia. “Termasuk jenis kelamin, kelas sosial-ekonomi, demografi, bidang keahlian, dan seterusnya,” terangnya.                        

Keanggotaan Dinun sendiri, lanjutnya beragam. “Yakni mencakup individu yang mempunyai penguasaan dan pengetahuan keislaman yang baik, di samping disiplin-disiplin lain," tandasnya.                         

Sayap organisasi PW ISNU Jatim yang bernama Dinun secara resmi diluncurkan bersamaan dengan acara halal bi halal di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. 

Pada rangkaian kegiatan tersebut, hadir untuk mengisi acara, Muhammad Mahfud MD (mantan Ketua MK RI), Mas’ud Said (Ketua ISNU Jatim), KH Abdul Hamid Wahid (Rektor Universitas Nurul Jadid Paiton). Kegiatan turut dihadiri PW dan PC ISNU se Jawa Timur. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)