Daerah

Lebaran Ketupat, Warga Papringan Hidupkan Tradisi Kenduri

NU Online  ·  Senin, 4 Agustus 2014 | 08:41 WIB

Kudus, NU Online
Sejak Ahad (3/8) pagi, puluhan warga Papringan berbondong-bondong mendatangi masjid Al-Junaidi, Kaliwungu, Kudus. Mereka menghadiri selametan atau kenduri yang rutin diadakan setiap 7 hari setelah Hari Raya Idul Fitri.
<>
Mereka membawa sendiri ketupat, lepat, lontong, dan sayuran berkuah ke masjid yang nantinya disantap bersama tetangga. Menurut pengurus masjid Al-Junaidi Kiai Solihin, tradisi kupatan di Jawa khususnya di Kudus digerakkan oleh kiai-kiai NU yang mengambil pelajaran dari Rasulullah.

“Rasulullah dahulu mengadakan hari raya sesudah bulan Ramadhan. Sebab pada bulan Ramadhan kita sudah memohon ampun kepada Allah sebagai haqqullah. Kedua, haqqul adam dengan bentuk memohon maaf kepada sesama manusia,” terang kiai yang pernah menjadi Ketua NU Ranting Papringan.

Hidangan pada tradisi kupatan ini diiringi bacaan-bacaan kalimat thoyyibah. Ganjaran sedekahnya  tadi, kata Kiai Solihin, dihaturkan kepada orang-orang yang sudah meninggal.

Kiai Solihin mengimbau warga seusai lebaran ini untuk terus menjalin ukhuwah antartetangga dan teman-teman. “Jangan sampai retak.”

Di akhir kenduri lebaran ketupat, sebagian makanan yang berupa ketupat, lepat, dan lontong dikumpulkan lalu diberikan bagi warga yang membutuhkan. (Muhammad Zidni Nafi’/Alhafiz K)