Daerah

Lembaga Pendidikan NU Harus Selektif Menerima Guru Baru

NU Online  ·  Kamis, 21 Agustus 2014 | 20:16 WIB

Karanganyar, NU Online
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Karanganyar Jawa Tengah Kiai Mu’thi Ali mengimbau kepada lembaga pendidikan yang berada di naungan NU atau yang berlatar belakang NU agar berhati-hati dalam menerima guru baru.
<>
Ia mengatakan hal tersebut saat ini lembaga pendidikan NU di wilayah Karanganyar yang semakin maju, menjadi salah satu daya tarik bagi para sarjana untuk memasukkan lamaran kerja.

“Sudah banyak lamaran yang masuk untuk menjadi guru seperti di MI Ma’arif, namun lamaran tersebut tidak begitu saja saya loloskan ,” ungkap Kiai Mu’thi saat ditemui di kantor MI Ma’arif NU Pojok Karanganyar, Rabu (20/8)

Menurut dia, perlu ketelitian dan kehati-hatian dalam menyeleksi guru. Jika ternyata dari pelamar tersebut tidak ada yang sesuai dengan background lembaga kita, meskipun kebutuhan guru sangat mendesak, maka sabar adalah pilihan yang terbaik.

Ia menambahkan, salah satu cara berhati-hati dalam menerima guru baru ialah melihat sepak terjanganya misalnya riwayat pendidikannya, organisasinya, serta pelamar diminta datang bersama orang tuanya.

Hal tersebut harus dilakukan, lanjutnya, mengingat lembaga NU merupakan lembaga dengan ciri khas khusus yaitu dengan mengembangakan Islam yang berhaluan Ahlusunnah Waljama’ah Annahdliyyah. “Bagaimana kita akan mengembangkan Islam ala Aswaja jika gurunya saja tidak berlatar belakang sama, karena mendidik itu harus dengan sepenuh hati”, imbuhnya.

Selain itu, jika lembaga NU terlanjur kecolongan menerima guru yang justru menentang amaliyah NU, otomatis ada perasaan sungkan pula untuk mengeluarkan. “Sikap kehati-hatian dan selektif menerima guru baru adalah cara yang tepat untuk tetap menjaga ke khasan lembaga pendidikan NU agar tetap Istiqomah menjaga ke NU annya sepanjang masa,” pungkasnya. (Ahmad Rosyidi/Abdullah Alawi)