Daerah HARI SANTRI 2019

Lesbumi Pamekasan: Dakwah dan Seni Tidak Bisa Dipisahkan

Ahad, 13 Oktober 2019 | 04:30 WIB

Lesbumi Pamekasan: Dakwah dan Seni Tidak Bisa Dipisahkan

Pagelaran Seni Budaya dalam rangka menyambut Hari Santri oleh PC Lesbumi Pamekasan. (Foto: NU Online/Ach Syarofi)

Pamekasan, NU Online 
Dalam rangka menyambut Hari Santri 2019, Pengurus Cabang (PC) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pamekasan, Jawa Timur mengadakan Pagelaran Seni Budaya. Kali ini kegiatan mengambil tema Senyum untuk Indonesia dari Santri yang dipusatkan di Cafe 9 kompleks Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, Sabtu (12/10).
 
Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh dari Pamekasan, di antaranya KH Taufik Hasyim selaku Ketua PCNU, Nazirul Jihad yang juga Ketua PC Lesbumi, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Syafiuddin hingga Juhairiah, Ketua PC Fatayat NU Pamekasan.
 
Sedangkan dari unsur pegiat kesenian ada Paddhang Bulan, Kotheka,Teater Akura, Fataria, Teater STIBA dan lainnya di Pamekasan.
 
Pagelaran seni dan budaya diisi dengan penampilan musik Ul-Daul oleh siswa-siswi SMAN 1 Pamekasan, shalawatan, musikalisasi puisi, juga kajian kesenian dan kebudayaan.
 
Wazirul Jihad menuturkan, kegiatan tersebut dalam rangka memperingati hari santri 2019. 
 
"Karena perjuangan ulama kita begitu besar, maka dalam mengisi momentum kali ini harus mengajak santri melakukan kegiatan positif," kata Ra Wazir, sapaan akrabnya. 
 
Dirinya menambahkan bahwa tujuan dari acara tersebut untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan di pulau Madura. 
 
"Kalau bukan kita yang notabenenya santri lalu, siapa lagi?” katanya. Melihat era kali ini sudah banyak dari anak milenial yang sedikit demi sedikit mulai meninggalkan budaya masa lalu, lanjutnya.
 
Sementara itu, H Zainul Hasan selaku Wakil Ketua PCNU Pamekasan menuturkan, seni dan budaya tidak boleh dihilangkan dari bumi Indonesia. 
 
"Sebab keduanya itu bisa menjadi wasilah bagi kita untuk menyelipkan misi dakwah sebagaimana yang telah dilakukan oleh Wali Songo dulu," tuturnya.
 
Lebih lanjut, Wakil Dekan 3 IAIN Madura tersebut berharap Lesbumi ke depan bisa mempertahankan dan mengembangkan seni dan budaya yang ada di Pamekasan. 
 
"Semoga Lesbumi ke depan semakin progres, karena sudah saatnya santri ada di garda terdepan dalam mempertahankan dan menjaga seni dan budaya di lndonesia," paparnya.
 
Amin Ja'far Shodiq yang tampil sebagai salah seorang pemateri juga angkat bicara tentang seni dan budaya dalam kacamata lslam. 
 
"Tarian dan nyanyian itu halal selagi tidak menyimpang dari norma agama, bahkan seni itu bisa dijadikam media untuk berdakwah, menyenangkan hati seperti bershalawat," ucap Kiai Ja'far, sapaan akrabnya.
 
Sebelum pagelaran seni budaya dimulai, mars Yalal Wathan menggema dan dimeriahkan dengan penampilan Raden Mas Celleng Institute.
 
 
Kontributor: Ach Syarofi
Editor: Ibnu Nawawi