Daerah

LP Ma’arif NU Jateng dan UNICEF Gelar TOT Pendidikan Inklusif

Kam, 8 Juni 2017 | 19:01 WIB

LP Ma’arif NU Jateng dan UNICEF Gelar TOT Pendidikan Inklusif

Ketua LP Ma’arif NU Jateng H. Agus Sofwan Hadi saat membuka kegiatan TOT di Hotel Larasasri Salatiga

Salatiga, NU Online 
Sebanyak 67% atau  dua pertiga anak-anak penyandang disabilitas  di Indonesia belum mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas dan semestinya. Padahal konstitusi jelas-jelas mengamanatkan kepada pemerintah untuk memfasilitasi penyandang disabilitas untuk memperoleh hak pendidikan yang sama seperti masyarakat lain.

Demikian dikatakan oleh Zainal Alim  pejabat UNICEF perwakilan Jawa Tengah dan Jawa Timur saat membuka Training of Trainer Compact Module of Inclusive Madrasah Sports Based Life-Skills di Hotel Larasati Salatiga, Selasa (7/6). Kegiatan yang berlangsung selama lima hari tersebut merupakan hasil kerja sama antara LP Ma’arif NU Wilayah Jawa Tengah dengan UNICEF, diikuti 45 peserta yang merupakan para stakeholder, praktisi pendidikan, pegiat inklusi, dan LSM pemerhati anak dan pendidikan.

Lebih lanjut Zaenal mengatakan bahwa UNICEF sangat komit dalam  penyediaan akses pendidikan berkualitas  bagi penyandang disabilititas di Indonesia. Karenanya pihaknya menggandeng LP Ma’arif NU Jateng  untuk menguatkan kapasitas institusi pendidikan agar menjangkau serta mensuport anak-anak berkebutuhan khusus tersebut agar setara dan mampu mengoptimalkan potensinya. LP Ma’arif NU Jateng  menurut Zaenal dipandang   memiliki kapasitas dan komitmen yang kuat  dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif selama ini.

Ketua LP Ma’arif NU Jawa Tengah Agus Sofwan Hadi saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan bahwa Ma’arif  memiliki pengalaman menyelenggarakan pendidikan inklusi. Di Jawa Tengah, pendidikan bagi penyandang disabilitas yang ditempuh oleh pemerintah hanya berhenti pada model regresi yaitu pendidikan yang terfokus pada pemisahan bagi penyandang disabilitas secara reguler.

Masih menurut Agus berdasarkan data Balai Pengembangan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, hanya ada 40 SLB  yang tersebar kab/kota di Jawa Tengah. Dengan jumlah sekolah yang terbatas tersebut, maka banyak siswa penyandang difabel belum terfasilitasi pendidikannya. Keterbatasan inilah yang membutuhkan perhatian khusus dari berbagai stakeholder untuk mengembangkan pendidikan inklusif di setiap sekolah/ madrasah.

“Kami  mengucapkan terima kasih  dan penghargaan kepada UNICEF yang telah memberikan kepercayaaan dan menjalin kemitraan dengan kami.  Ma’arif NU Jateng memiliki sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusi yang tersebar di beberapa wilayah seperti  Kabupaten  Semarang,  Magelang, Kebumen, dan Banyumas. Insya Allah program ini akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan  khususnya   memfasilitasi  anak-anak berkebutuhan khusus yang selama ini banyak terabaikan” kata Agus.

Melalui TOT ini diharapakan  dapat dirumuskan  alternatif-alternatif pendekatan  dan modul yang utuh  serta lengkap mengenai pendidikan inklusif.  Selain itu juga diharapkan tercapainya pemahaman yang komprehensif tentang pengembangan madrasah inklusif secara efektif berbasis kinestetis mulai dari aspek manajemen madrasah inklusif, hingga manajemen pembelajaran, serta monitoring dan evaluasinya. (Muslihudin el Hasanudin/Abdullah Alawi)