Lulusan Wustho Harus Mengabdi di Lain Pesantren
NU Online · Ahad, 20 Oktober 2013 | 03:29 WIB
Probolinggo, NU Online
Lulusan Wustho Pesantren Riyadlus Sholihin yang setingkat dengan Mts atau SMP diwajibkan mengabdi di lain pesantren yang membutuhkan. Lulusan Wustho diwajibkan mengabdi selama dua tahun.
<>
“Kalau santri sudah lulus dari tingkatan Wustho, ada penugasan ke pesantren atau pendidikan lain yang membutuhkan,” kata Kepala Pesantren Riyadlus Sholihin H Khafid Ahmad Salim, Sabtu (19/10).
Pembelajaran informal, dikatakan Khafid, diberikan kepada santri seperti pelajaran sharaf, nahwu, baca kitab kuning, tafsir, dan pelajaran agama lainnya. Tidak kalah dengan pendidikan formal, di pesantren ini ada tiga tingkatan yakni tingkat Ula, Wustho dan Ngulya.
Tingkatan itu hampir sama dengan tingkatan di pendidikan formal, tingkatan Ula sama dengan MI, Wustho sama dengan MTs dan Ngulya sama dengan MA. Pengabdian itu untuk membedakan antara mereka yang sudah lulus di tingkatan wustho.
Pesantren Riyadlus Sholihin berada di Kelurahan Ketapang Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo, Jawa Timur hingga kini mempunyai dua sistem pembelajaran. Yakni pembelajaran secara formal dan juga pembelajaran informal.
H Khafid mengungkapkan pembelajaran formal yang biasa dikenal dengan sebutan pelajaran umum biasanya dilakukan pada pagi hingga siang. Sementara sore harinya hingga malam, para santri mengikuti pembelajaran informal.
Tidak ada yang berbeda dengan kegiatan pembelajaran di pesantren ini. Hanya saja pendidikan di sini ada tambahannya. Yakni sekolah agama atau khusus belajar agama.
Untuk menunjang pembelajaran tersebut, saat ini Pesantren Riyadlus Sholihin didukung 160 orang guru formal dan 100 orang guru informal. Intinya kami ingin agar ada keseimbangan antara pendidikan formal dengan informal.
Pembelajaran formal di Pesantren Riyadlus Sholihin ini hampir tidak berbeda dengan pendidikan formal lainnya. Sejak tahun 2002 silam hingga sekarang ada lima lembaga pendidikan yakni Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan yang terakhir Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), tegas Khafid. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Aksi ODOL Tak Digubris Pemerintah, Sopir Truk Mogok Kerja Nasional Mulai 13 Juli 2025
3
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
4
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
5
PM Spanyol Sebut Israel Dalang Genosida Terbesar Abad Ini
6
Al-Azhar Mesir Kecam Pertemuan Sekelompok Imam Eropa dengan Presiden Israel
Terkini
Lihat Semua