Daerah

Mahasiswa Unair Demo BHMN

NU Online  ·  Ahad, 5 September 2004 | 04:12 WIB

 

Surabaya, NU Online

<>

Acara pelantikan 4.557 mahasiswa baru Universitas Airlangga (Unair), Sabtu (4/9) siang diwarnai aksi unjuk rasa yang dilakukan 20-an mahasiswa berjaket almamater Unair di luar gedung Auditorium Kampus C Unair

Kelompok yang menamakan diri sebagai Jaringan Aksi Mahasiswa Universitas Airlangga (JAM Unair) ini menolak penetapan status Unair sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). "Dengan menjadi BHMN, Perguruan Tinggi Negeri melakukan tindakan yang tak beda dengan praktek diskriminasi di masa kolonial Belanda," kata juru bicara aksi Maulana Sumarlin, mahasiswa Fakultas Hukum Unair angkatan 2003.

Menurut JAM Unair, akibat penetapan status Unair sebagai BHMN ini, pemerintah tak lagi memberikan subsidi bagi Unair, sehingga pihak kampus membebankan biaya pendidikan yang sangat tinggi kepada mahasiswa

Selain berorasi dari luar pagar auditorium, mereka juga membeber spanduk dukungan penolakan status Unair sebagai BHMN. "Penetapan staus Unair sebagai BHMN adalah bentuk pengkhianatan terhadap UUD 1945 bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara," tulis seorang penandatangan dukungan

Seusai upacara penerimaan mahasiswa baru, orang perwakilan JAM Unair menemui rektor, para pembantu rektor, dan dekan Unair di ruang pertemuan di belakang panggung auditorium. Saat itu, Rektor Universitas Airlangga Puruhito mengenalkan dirinya dan para stafnya. Kemudian, ketika Maulana baru menyebut dirinya mewakili mahasiswa Unair, para pejabat kampus itu serentak memberondongnya dengan pertanyaan, "Unair mana? Kamu ini berhadapan dengan para rektor, kalau tak mau menunjukkan identitasmu berarti tak menghormati kami."

Pejabat kampus lain tak kalah mencecar perwakilan pengunjuk-rasa itu, "Ini pasti bukan mahasiswa Unair!" "Saya dulu juga aktivis," teriak mereka. Dekan Fakultas Hukum Machsoen Ali kemudian melihat seorang peserta aksi yang tak memakai sepatu. Mereka lalu membuat hal itu sebagai alasan untuk mengusir para pengunjuk-rasa meninggalkan auditorium

Rektor Unair Puruhito membenarkan tindakan para pejabat kampus mengusir mahasiswa yang dilakukan di depan matanya itu. "Wajar," kata Puruhito. Selain itu, ia menganggap JAM bukan organisasi legal. "Yang eksis itu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Selain itu, dengan mengenakan sandal, sopan-santun mereka tak tunduk pada aturan kami," tandasnya

Puruhito juga mengeluhkan sikap para mahasiswa yang melakukan aksi di tengah upacara resmi penerimaan mahasiswa baru.

Gagal berdialog dengan petinggi kampus, aktivis JAM Unair kembali menggelar penandatanganan dukungan di jalan menuju Kampus C Unair. (Ti/cih)