Daerah

Mahasiswa Universitas Udayana Deklarasikan KMNU di Bali

Jum, 10 Oktober 2014 | 03:01 WIB

Denpasar, NU Online
Sejumlah mahasiswa NU Universitas Udayana, Kamis (9/10) tadi malam, mendeklarasikan berdirinya Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Universitas Udayana, Bali.
<>
Komunitas mahasiswa Jawa rantau di Bali di sana secara kultural telah sering melakukan tradisi yang dikembangkan NU, seperti yasinan, tahlilan, istighotsah dan pembacaan maulid diba'iah. Hanya saja  belum ada organisasi atau lembaga yang merangkul seluruh mahasiswa Islam yang mayoritas warga Nahdliyin ini.

Acara yang dihadiri sekitar 30 mahasiswa Universitas Udayana ini berlangsung selama dua jam, dan dibuka dengan acara istighotasah dan doa besama, lalu berlanjut dengan rapat tentang organisasi baru ini. Yang unik, dalam struktur kepengurusan, KMNU Universitas Udayana memasukan unsur Dewan Penasehat (Mustasyar) dan Dewan Pengurus Harian (Tanfidziyah) layaknya organisasi Nahdlatul Ulama di berbagai tingkatan.

Forum memberikan amanat sebagai Ketua Dewan Penasehat kepada Miftahus Sirojudin, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Pertanian yang mantan ketua LDK FPMI tahun 2013; dan sebagai Ketua Dewan Pengurus Harian kepada Mahmud Samdani, mahasiswa semester 3 Fakultas Kelautan dan Perikanan yang juga aktivis PMII cabang Denpasar.

Fajar Firmansyah, anggota Dewan Penasehat KMNU di Bali, mengaku prihatin dengan kondisi negeri ini yang kehilangan “orisinalitas” keislamannya karena terlalu bebas membiarkan berbagai kelompok. Dari tahun ke tahun, katanya, Indonesia ibarat sepetak tanah yang tak memiliki tuan tanah. Semua boleh menggunakan dan menanam segala jenis tumbuhan di tanah tersebut.

“Maknanya, negeri ini menjadi rebutan perkaderan banyak aliran-aliran Islam di dunia. Pemuda, khususnya mahasiswa, adalah calon kader yang berpotensi untuk diperebutkan. Doktrinisasi ajaran Islam di tingkat mahasiswa sangatlah keras yang biasanya dilakukan oleh organisasi-organisasi mahasiswa yang berbasis Islam," tuturnya.

Namun, Fajar bersyukur karena kader-kader NU yang sudah mengenyam pendidikan Aswaja telah menjauhi ajaran yang memang tidak sesuai dengan ajaran para kiai sepuh tersebut. “ Kehadiran Keluarga Mahasiswa NU di Bali ini akan menjadi wadah kader-kader NU yang seperti ini. Selain itu, KMNU di Bali juga terdukung oleh organisasi-organisasi ke-NU-an lainnya seperti IPNU, IPPNU, PMII, dan GP Anshor," Imbuhnya.

Kepala Departemen Internal LDK FPMI Universitas Udayana mengatakan, "Semoga dengan ini dapat mewujudkan cita-cita kader-kader NU di tingkat Mahasiswa untuk mengaplikasikan Islam moderat di lingkungan sekitarnya sekaligus menjaga keutuhan bangsa ini dari perpecahan." (G. Jaelani/Mahbib)