Tasikmalaya, NU Online
Pendiri Pesantren Cipasung Tasikmalaya, KH Ruhiat dimakamkan di dalam Masjid Jami Cipasung. Letaknya persis di samping pengimbaran. Pengimbaran adalah tempat imam ketika memimpin shalat atau wiridan.
<>
Menurut salah seorang ustadz Pesantren Cipasung, Muhammad Ajang, letak makam Kiai Ruhiat seperti itu bertujuan untuk menghormatinya. Juga untuk memberikan kenyamanan bagi para peziarah.
Menurut pria yang akrab disapa Kang Ajang ini, di makam Kiai Ruhiat tidak terdapat batu nisan. Alasannya nisan berasal dari kata nisyanun. Kata itu berasal dari bahasa Arab yang artinya lupa.
“Imam Azzarnuji mengatakan dalam kitab Ta’limul Muta’allim, bahwa membaca batu nisan itu bisa membuat lupa,” tambahnya ketika disambangi di kediamannya.
Dan Abah Ruhiat, sambung Kang Ajang, tidak ingin santri-santrinya lupa kepadanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, makam Kiai Ruhiat tidak pernah sepi dari para peziarah. Mereka adalah para santri, penduduk setempat, bahkan peziarah dari luar kota.
Menyaksikan para peziarah yang seperti itu, menurut Kang Ajang, ada sebagian orang berpendapat bahwa Kiai Ruhiat termasuk salah seorang waliyullah. (Nurul Aziz Zakaria/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua