Daerah

Manfaatkan Momentum Tahun Baru Hijriah untuk Bermuhasabah

NU Online  ·  Ahad, 24 September 2017 | 02:19 WIB

Manfaatkan Momentum Tahun Baru Hijriah untuk Bermuhasabah

KH Ahmad Shodiqin mengisi Jihad Pagi.

Pringsewu, NU Online
Berlalunya waktu memiliki dua sisi sudut pandang yang berbeda. Di satu sisi, berjalannya waktu akan menambah umur kita menjadi lebih tua namun di sisi lain akan mengurangi jatah umur kita yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Hal tersebut diungkapkan Ketua MWCNU Kecamatan Pringsewu KH Ahmad Shodiqin saat menerangkan Hikmah Tahun Baru Hijriah pada Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) yang rutin dilaksanakan di Aula Gedung NU Pringsewu, Lampung, Ahad (24/9).

Ia mengingatkan pula agar kedatangan tahun baru hijriah 1439 dijadikan momentum untuk senantiasa muhasabah diri dengan selalu mengingat sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW saat berhijrah dari Makkah ke Madinah.

Ia menjelaskan bahwa Hijrah memiliki dua versi makna yaitu hijrah secara badaniah dan hijrah secara Bathiniyyah. "Secara dzohir badaniyyah hijrah adalah pindah ketempat yang lain yang lebih baik, sedangkan Hijrah bathiniah adalah hijrah menjadi pribadi yang lebih baik," jelasnya.

Momentum hijrah ini juga haruslah dimaksimalkan dengan senantiasa bersyukur atas karunia Allah SWT yang telah dianugerahkan kepada kita.

Muhasabah yang dapat dilakukan, lanjutnya, dapat dalam bentuk memperhitungkan apa yang telah dilakukan selama ini dan menyadari bahwa semua itu akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.

"Saat kesempatan masih ada berhitunglah apa yang telah kita lakukan agar kita masih bisa menambal kekurangan ditahun tahun yang lalu sebelum Allah yang melakukan perhitungan dan saat itu sudah tidak ada kesempatan untuk memperbaiki amal kita," jelasnya.

Menurutnya orang yang celaka adalah orang yang melupakan dosa-dosa dimasa lalu dan tidak memohon ampunan karena dosa yang tidak dimintai ampunan akan tetap utuh sampai kita bertaubat.

Orang yang celaka lainnya adalah orang yang selalu membanggakan amal yang telah dilakukan sehingga membuatnya malas untuk beramal sholeh karena merasa sudah pernah melakukan banyak kebaikan dan pahala.

"Orang yang memiliki tanda tanda celaka adalah mereka yang selalu melihat keatas untuk urusan dunia, akan tetapi melihat kebawah untuk urusan akherat," katanya. (Muhammad Faizin/Fathoni)