Daerah

Masjid Agung Surakarta Gelar Peringatan Maulid Nabi

Kam, 17 Januari 2013 | 09:46 WIB

Solo, NU Online
Masjid Agung Kota Surakarta menggelar acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tadi malam (16/1). Serambi masjid yang dijadikan sebagai lokasi acara, penuh dengan para jamaah yang berpakaian putih-putih. Acara maulid tersebut sekaligus menjadi rangkaian gelaran Maulid Nabi 12 malam Jamaah Masjid Surakarta (JAMURO).
<>Seperti pada gelaran Jamuro sebelumnya, KH Abdul Karim kembali melanjutkan penjelasan tentang bab yang ada di dalam kitab al-Barzanjiy. Pada pengajian kali ini beliau menerangkan sifat atau keadaan kelahiran nabi dan hukum mahallul qiyam,  berdiri pada saat pembacaan Maulid Nabi. “Pada saat nabi lahir, banyak sekali kejadian-kejadian luar biasa yang menyertai,” kata Gus Karim.

“Di antaranya, Rasulullah lahir dengan meletakkan tangannya ke bumi dan mengangkat kepalanya ke arah langit yang tinggi. Hal itu mengisyaratkan akan derajat Rasulullah yang luhur,” jelasnya, menukil pada salah satu makna kalimat di al-Barzanjiy.

Sedangkan keterangan tentang hukum berdiri pada saat mahallul qiyam, menurut pengasuh pondok az-Zayadiy ini hukumnya jaiz, artinya diperbolehkan berdiri namun tidak berdiri juga tak mengapa, “Berdiri itu menunjukkan rasa hormat kedatangan seseorang yang mulia. Atau bisa juga ungkapan kegembiraan,” ujarnya.

“Jadi, kalau berdiri bagus. Tidak berdiri berarti.. ndablek. Kecuali ada uzur syar’i seperti sakit kakinya,” lanjutnya.

Peringatan maulid nabi di Masjid Agung Solo pada tahun ini, selain mengadakan pengajian umum, juga menyelenggarakan lomba-lomba, di antaranya festival rebana, lomba mewarnai dan da’i kecil untuk anak-anak dan lain sebagainya. Acara semacam ini rutin diadakan tiap bulan Rabi’ul Awwal.

Kontributor: Ajie Najmuddin