Masjid Darussalam Selenggarakan Haul Mbah Ahmad
NU Online · Senin, 25 November 2013 | 13:13 WIB
Ali Musthofa Asrori
Kontributor
Pati, NU Online
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) jami’ Darussalam, Desa Grogolan, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jawa Tengah menyelenggarakan pengajian umum dalam rangka peringatan haul ke-28 almaghfurlah KH Ahmad, Ahad (24/11), malam.
Acara yang berlangsung hikmat hingga tengah malam ini dihadiri oleh ratusan jamaah masjid dan warga sekitar. Sejak pagi hari, warga berduyun-duyun mempersiapkan pelaksanaan pengajian umum.
Menurut Ketua DKM masjid Darussalam KH Ali Makhtum Salam, selain dengan gotong royong keluarga, agenda tahunan ini terlaksana berkat dukungan masyarakat dan para santri Madrasah Tsanawiyah yang bernaung di bawah Yayasan Minsyaul Wathon yang didirikan oleh KH Abdussalam, putra kedua Mbah Ahmad.
Melengkapi rangkaian acara peringatan haul, digelar takhtiman Alquran bil ghaib sejak pagi hingga menjelang ashar. Acara yang dikomandani cicit Mbah Ahmad, Kholis Fuad Suyuthi alhafidz, disimak para santri dan diikuti para jamaah masjid di serambi masjid jami’ Darussalam. Pada H-1, dihelat acara Pembacaan Kasidah Burdah (tradisi Burdahan) pada Sabtu, (23/11), hingga larut malam.
“Mbah Ahmad adalah pendiri masjid jami’ Darussalam yang mulai berdiri sejak pra-kemerdekaan, tepatnya pada 1919 M. Sebelumnya, ia adalah anak petani tulen yang diminta pemerintah desa untuk menggawangi penyiaran Islam di desa Grogolan. Beberapa waktu kemudian, Mbah Ahmad mendirikan masjid Darussalam,” ujar Kiai Makhtum.
Waktu itu, lanjut putra kelima almaghfurlah KH Abdussalam ini, Mbah Ahmad meminta syarat, tanah yang akan ditempatinya harus diatasnamakan dirinya agar mudah mengelolanya.
Oleh Mbah Ahmad, di atas separo luas tanahnya itu dibangun sebuah masjid. Kini, masjid yang dikelola KH Ali Makhtum Salam, cucu dari putra kedua, KH Abdussalam, telah mengalami dua kali renovasi.
Sementara itu, sebagai penceramah tunggal, KH Muhammad Luthfi Abdul Hadi dari Malang, Jawa Timur. Dalam ceramahnya, Kiai Luthfi menjelaskan, ketokohan Mbah Ahmad sangat terasa dan bermakna bagi masyarakat sekitar. Buktinya, lanjut Gus Luthfi, sapaan akrabnya, 28 tahun sepeninggal Mbah Ahmad masih digelar peringatan wafatnya dengan hidmat.
“Ini menandakan bahwa Mbah Ahmad adalah orang baik, orang alim yang bermanfaat bagi warganya. Padahal, 28 tahun sudah beliau meninggalkan kita semua. Sementara ada orang yang baru meninggal 2 bulan, misalnya, tapi sudah dilupakan. Malam ini, Mbah Ahmad serasa hadir dalam majelis yang berkah ini,” ujar kiai muda kelahiran Pati ini. (Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
2
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
3
Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN
4
Gencatan Senjata Israel-Hamas
5
Gus Yahya: NU Berpegang dengan Dua Tradisi Tarekat dan Syariat
6
Wamenhan RI: JATMAN Fondasi Penting Jaga Pertahanan Negara melalui Non-Militer
Terkini
Lihat Semua