Daerah

Masyarakat Kubu Raya Antusias Hadiri Pembukaan Musyawarah Kubro

NU Online  ·  Ahad, 25 Maret 2018 | 16:30 WIB

Kubu Raya, NU Online
Ribuan masyarakat dari berbagai elemen mengahadiri pembukaan Musyawarah Kubro di halaman Yayasan Madrasah Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah Parit Surabaya, Sungai Ambawang, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Ahad (25/3).

Selain Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kubu Raya, KH Abdussalam sebagai penceramah, sejumlah tokoh juga hadir, di antaranya anggota kehormatan Ikatan Santri dan Alumni Al-Khaliliyah, Muda Mahendrawan. 

Dalam sambutannya, Muda Mahendrawan mengucapkan selamat atas pelaksanaan musyawarah kubro pertama di Kalimantan Barat ini. "Mudah-mudahan dengan musyawarah kubro, pesantren-pesantren, dan madrasah-madrasah di Kubu Raya menjadi lebih maju," katanya.

Karena acara ini melibatkan pesantren yang ada di Kubu Raya dan Kota Pontianak, maka turut menyampaikan sambutan Wali Kota Pontianak nonaktif, H Sutarmidji yang juga mengapresiasi kegiatan ini. 

Sementara itu, KH Hanafi menjelaskan bahwa acara ini merupakan pengajian rutin tahunan Majlis Taklim Khoirun Nisa` setiap bulan Rajab. Namun untuk tahun ini, selain pengajian, ada santunan kepada anak yatim dan bahtsul masail. 

"Selain pengajian, ada juga santunan kepada anak yatim yang ada di Desa Pasak, Pasak Piang, dan Bengkarek yang santunannya dikumpulkan tiap minggu,” katanya. Ada pula bahtsul masail atau musyawarah kubro yang melibatkan kurang lebih 60 pondok pesantren se-Kubu Raya dan Kota Pontianak. Dan ini kegiatan perdana di Kalimantan Barat, lanjutnya.

Sementara itu, Abdullah Al-Qadri dalam kesempatan ini bertindak membuka acara musyawarah kubro. "Saya pukul gong lima kali, sebagai simbol shalat lima waktu dan Pancasila," katanya saat memukul gong pertanda dibukanya musyawarah kubro.

Walau sempat diguyur hujan dan lampu padam, namun tidak sedikitpun mengurangi antusias masyarakat yang hadir. "Hujan adalah rahmat. Maka kita tidak akan lari dari rahmat, bahkan kita dihampiri oleh rahmat," begitu pesan KH Hanafi di sela-sela sambutan. (Faisol/Ibnu Nawawi)