Daerah

Matan UIN Yogyakarta Rutin Selenggarakan Diskusi Selapanan

NU Online  ·  Senin, 8 Oktober 2018 | 23:30 WIB

Yogyakarta, NU Online
Mahasiswa Ahlit Thariqah an-Nahdhiyyah atau Matan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan diskusi selapanan atau lima mingguan di Basabasi Café Senin (8/10) malam. Tampil sebagai pembicara adalah. Fahruddin Faiz dengan mengangkat tema memahami filsafat ego dalam kajian tasawuf. 

Doktor muda akidah dan filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menekankan untuk menghilangkan ego dalam proses bertasawuf. Materi filsafat ego yang disampaikan Fakhrudin Faiz memang disertai dengan contoh yang mudah dipahami. 

Candaan dan guyonan juga terus disampaikan sepanjang diskusi. Misalnya, ketika Faiz menganalogikan hubungan tasawuf dengan syariat. “Handphone yang distel qiraah dan pengajian, itu sudah bersyariat, tapi HP tidak punya nilai batin,” urainya.

Riski Aviv Nugroho, Ketua Umum Matan UIN Sunan kalijaga merasa senang dan puas dengan diskusi malam itu. Baginya, dengan pembawaan yang cair konten tasawuf dan ke-NU-an dapat dinikmati oleh semua kalangan. 

“Kalau pembawaannya cair seperti ini, bukan hanya orang NU yang bisa menangkap, tapi semua orang bahkan non Muslim juga bisa menikmati asiknya berkomunikasi dengan Tuhan,” kata Aviv.

Menurut Aviv, kegiatan rutin ini sengaja dilakukan untuk mengenalkan tarekat dan tasawuf kepada khalayak, khususnya kaum muda. “Agenda jangka panjangnya diharapkan dengan acara diskusi semacam ini akan membangkitkan semangat beragama dan bernegara secara baik,” jelasnya. 

Bakti sosial juga selalu diselipkan sesuai dengan situasi dan kondisi. Misalnya, pada malam tersebut diadakan penggalangan dana untuk korban bencana di Sulawesi Tengah. Begitu pula dengan diskusi selapanan sebelumnya yang bertepatan dengan gempa bumi yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat. 

“Intinya yang penting bagi kita (adalah) spiritualnya dapat, sosialnya juga wajib ada” ungkap Miftahurrizqi, koordinator acara.

Sementara dalam pandangan peserta mengutip yang disampaikan narasumber, untuk jangan sepelekan amal kecil. “Demikian pula jangan banggakan amal besar,” kata Furusin, mahasiswi UNY yang juga turut hadir malam itu.

Selain itu, peserta diskusi yang beragam juga menambah aura positif. Semua antusias dengan penjelasan pemateri. Antusiasme ini tercermin dari banyaknya peserta diskusi yang ingin bertanya. Penyampaian yang santai juga menjadi alasan tersendiri para peserta diskusi untuk masih bertahan sampai acara usai.

Selain agenda selapanan, Matan UIN Sunan Kalijaga juga memiliki agenda rutin mingguan, yaitu kajian kitab Al-Hikam. Kajian bertemakan tasawuf dilaksanakan dengan Pesantren Aswaja Nusantara II, Timoho setiap Kamis malam. Pengampu kajian adalah Fathul Anam Nurlaili, dosen fakultas saintek UIN Sunan kalijaga yang juga menjawat sebagai imam khususiyah Pondok Peta Yogyakarta. (Maulana Karim/Ibnu Nawawi)