Daerah

Maulid Nabi, Momentum Kaum Muda Teladani Rasulullah

Sab, 30 September 2023 | 12:15 WIB

Maulid Nabi, Momentum Kaum Muda Teladani Rasulullah

Pengasuh Pesantren Ciganjur, H Arif Rahman Hamid, saat memberi pengarahan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di Masjid Al-Munawaroh depan kediaman Gus Dur di Jl Warung Sila No 10 Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2023) malam. (Foto: Dok PP Ciganjur)

Jakarta, NU Online
Para pemuda memang harus terus-menerus memperbaiki potensi diri dan terus belajar. Terpenting adalah meniru dan meneladani sikap jujur dari seorang Muhammad bin Abdullah. Sebab, bagaimana pun juga saat ini negara kita Indonesia sedang mengalami krisis kejujuran.


Pengasuh Pesantren Ciganjur, H Arif Rahman Hamid, mengatakan hal tersebut saat memberi sambutan sekaligus pengarahan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad saw di Masjid Al-Munawaroh depan kediaman Gus Dur di Jl Warung Sila No 10 Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2023) malam.


"Untuk melakukan usaha apapun di bidang apapun itu perlu kejujuran dan integritas. Nah, integritas tidak akan bisa muncul kalau tidak ada kejujuran di diri kita dalam kehidupan sehari-hari," kata Mas Yai, sapaan akrabnya.


Keponakan Gus Dur ini kemudian mencontohkan kisah sederhana namun bermakna. Bahwa kemarin Lurah Pesantren Ciganjur melaporkan tentang persiapan gelaran Maulid Nabi. Sebenarnya ada sedikit kesulitan dana untuk penyelenggaraan acara tersebut.


"Itu baru dilaporkannya pada malam Jumat kemarin. Perlunya buat berapa orang dan berapa kira-kira. Saya tanya begitu. Kalau bisa 1 sampai 1,5 juta. Itu sekitar jam 10 malam kami ngobrol. Saya bilang nggak usah dibikin repot soal urusan keuangan,” ujarnya mantap.


Besok paginya, lanjut Mas Yai, pukul 05.30 WIB dirinya hanya ngelempar ke satu orang yang dulunya pernah menjabat di sebuah kabupaten di Provinsi Lampung. Kepada pria yang notabene teman SMA-nya itu, ia menyampaikan bahwa teman-teman santri Pesantren Ciganjur ingin menggelar Maulid Nabi dan perlu tambahan dana 1 sampai 1,5 juta.


"Baik, saya bantu. Lalu, jam 10 pagi itu pun ditransfer. Beres. Pertanyaan saya satu saja, kalau saya dari dulu terkenal sebagai orang yang tukang lempar batu ke pohon mangga tetangga atau tukang ngorek kotak amal masjid atau tukang ngembat sandal di masjid, kira-kira teman saya zaman SMA itu yakin enggak mempercayakan uang satu atau dua juta sebegitu cepat," ungkapnya memberi ilustrasi.


"Karena saya sangat menjaga integritas sejak zaman SMA dulu sampai sekarang maka insyaallah dipercaya. Bahkan kalau misalnya seseorang nitip uang ke saya, ini ada uang 10 juta, untuk apa? Ini nanti kalau ada orang perlu pendidikan dibantu ya. Lalu, biasanya saya taruh itu di amplop yang saya tulisi untuk pendidikan dari hamba Allah,” sambungnya.


Jadi, menurut Mas Yai tidak mungkin uang pendidikan ia pakai untuk keperluan mobil ambulans atau sebaliknya jika ada orang menaruh uang untuk ambulans tentu tidak mungkin dirinya pakai untuk Maulid.


"Di situlah kejujuran dan integritas saya alhamdulillah sampai hari ini insyaallah masih terjaga. Mudah-mudahan dan tetap amanah dalam menjaga sikap saya. Karena bagaimana pun ini saya lakukan hanya sekadar meneladani seorang yang bergelar al-amin, yang sangat dipercaya, yaitu Muhammad bin Abdullah nabi besar kita Rasulullah saw,” paparnya. 


Pria yang juga Ketua Yayasan KH A Wahid Hasyim Ciganjur ini mengatakan bahwa para santri diharapkan menjadi seseorang yang jujur dan berintegritas tinggi. “Mungkin itu saja sekadar pembuka dari saya. Mudah-mudahan yang hadir di sini bisa menjadi orang yang jauh lebih jujur dan lebih berintegritas sehingga mudah dipercaya nantinya,” pungkas Mas Yai.


Peringatan Maulid Nabi ini terselenggara berkat kolaborasi antara para santri Pesantren Ciganjur, IPNU-IPPNU Jagakarsa, Karang Taruna Ciganjur, dan Majelis Maling Kober.