Daerah

Mbah Moen: Beda Golongan, Harus Tetap Saling Hormati

NU Online  ·  Rabu, 30 November 2016 | 07:30 WIB

Rembang, NU Online
Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair menegaskan tentang cita-cita mulia dari para pendiri bangsa Indonesia. Ia mengatakan, Sumpah Pemuda merupakan gerakan kemerdekaan yang berprinsip pada satu nusa, satu bangsa, satu bahasa dan satu negara.

Mbah Moen, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara pertama yang merdeka setelah perang dunia kedua. Sebelumnya muncul gerakan kemerdekaan sebelum merdeka yang ramai dibicarakan di Indonesia, yakni Sumpah Pemuda tahun 1928 M.

"Dalam Sumpah Pemuda itu hanya ada satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Tetapi tidak sampai tiga tahun setelah itu ada kata-kata satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, dan satu negara. Jadi cita-cita ini harus kita ketahui," ungkap kiai sepuh yang kini berusia 91 tahun tersebut.

Mbah Moen menambahkan, Islam merupakan agama yang melarang ‘ashabiyyah (fanatsime kelompok). Ia mengajak umat Islam untuk tetap menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam, red). "Oleh karena itu, besok tidak akan ada pertanyaan, partaimu apa, golonganmu apa. Banser tidak akan ditanya seperti itu," guraunya di depan para kader Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor dan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) Kabupaten Rembang yang sowan di kediamannya, Ahad (27/11) lalu.

Lebih lanjut pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Desa Karangmangu Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini mengatakan, ketika ditanya di kubur tentang siapa saudara-saudaramu. Jawabannya yang pasti semua orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan.

"Ini semua supaya Indonesia ikhlas, dan rahmat Allah turun. Beda golongan tetap menghormati golongan lain. Apalagi NU, ukhuwah islamiyah harus tetap kita jaga. Sebab itu pelajaran Islam agar menang, tetap menjaga ukhuwah islamiyah," harapnya. (Aan Ainun Najib/Mahbib)