Daerah

Mengupas Posisi Perempuan Sebagai Manusia Nomor Dua?

NU Online  ·  Selasa, 8 November 2016 | 08:09 WIB

Jombang, NU Online
Salah satu narasumber Sekolah Islam Gender (SIG), Kopri PMII Jombang, Rizki Amalia menegaskan, kader PMII sudah seharusnya memiliki wacana keilmuan tentang gender yang mumpuni.

Beragam perspektif tentang perempuan juga harus dikuasai. Hal ini untuk membongkar anggapan perempuan adalah manusia nomor dua setelah laki-laki, sehingga terkadang membentuk sikap kelemahan perempuan di ranah-ranah tertentu.

Rizki, sapaan akrabnya mengajak kader perempuan untuk menelisik runtutan dari proses penciptaan manusia yang ada di dalam Al Qur'an surat An-Nisa 4 : 1, yang berbunyi "Min Nafsin Wahidah" (dari jiwa yang satu).

"Jadi, perempuan itu bukan berasal dari tulang rusuk laki-laki, jika kalian masih menganggap tercipta dari laki-laki, selamanya kalian tidak akan merasa inverior dengan diri kalian sendiri," ucapnya. 

Menukil pendapat Qurais Shihab, Rizki menjelaskan bahwa ayat tersebut memiliki makna secara kontekstual, yaitu anjuran laki-laki agar tidak memperlakukan perempuan dengan cara tidak baik.

Rizki memaparkan ada tiga sebab yang menjadikan perempuan Islam semakin terpenjara dengan legalisasi dalil Al Qur'an oleh mufassir konservatif. 

Pertama, tentang penciptaan manusia, Kedua tentang Hawa sebagai sebab Adam diturunkan dari surga, dan ketiga tentang dalil yang melarang perempuan menjadi pemimpin.

Terkait anggapan jika Hawa menggoda Adam, hingga keduanya memakan buah larangan, tidak semestinya Hawa menjadi penyebabnya, sebab di Al-qur'an menjelaskan jika Allah melaknat keduanya. 

"Jadi bukan hanya Hawa, tetapi Adam juga, terlepas dari keduanya digoda oleh iblis, sebenarnya Adam dan Istrinya itu diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi, bukan penghuni surga yang kekal," ujarnya. 

Kemudian dalil kepemimpinam perempuan, yakni "Ar Rijalu Qawwamuna Alan Nisa", ulama kontemporer, menafsiri jika 'Rijal' sebagai sifat yang kuat, yang mampu melindungi, mengayomi, memberikan pendidikan baik laki-laki maupun perempuan.

Lalu, hadits yang mengatakan jika akan hancur suatu negara jika dipimpin oleh perempuan, menurut Qurais Shihab, hadits tersebut ditujukan untuk kaum Persia semata, tidak untuk mengeneralisasikan kaum perempuan.

Sekadar diketahui, SIG Kopri Jombang dilakukan dalam dua tahap, terakhir pada Senin (7/11/2016) kemarin di aula PC PMII Jombang. SIG sebagai jembatan pengetahuan calon peserta Sekolah Kader Kopri (SKK) yang akan digelar pekan depan. (Syamsul Arifin/Fathoni)