Daerah

Menjadi Khalifah di Bumi, Berarti Menjadi Hamba Berilmu

Sel, 20 Januari 2015 | 18:01 WIB

Kudus, NU Online
Allah SWT mencipta manusia untuk menghamba sekaligus sebagai khalifah di bumi, dan ilmu sebagai bekal utamanya. Khalifah bermakna pemimpin, pengelola, atau sejenis pejabat. Bekal pertama Nabi Adam AS ketika membuktikan kebenaran keputusan Allah mengangkatnya sebagai khalifah di muka bumi, adalah ilmu.<>

Sebelum Allah menanamkan ilmu ke dalam diri Nabi Adam, malaikat masih ragu akan pengangkatan bangsa manusia sebagai khalifah. Sesampai para malaikat yakin dan percaya, bahwa mereka tak lebih pantas menjadi khalifah dibanding dengan Nabi Adam, yang ternyata lebih mampu menguasai ilmu berupa asma’ yang telah diajarkan oleh Allah. Hal ini terekam dalam Qur’an Surat Al Baqarah ayat 30.

Dengan demikian, secara historis manusia tak lain harus menempuh kehidupan ini dengan alur yang tak boleh berhenti menuntut ilmu, belajar sampai kapan dan di mana pun, agar dapat menjadi khalifah yang diamanatkan oleh Allah sejak awal penciptaan. Ini jika manusia tidak mau keluar dari fitrahnya.

Demikian pesan ulama NU, Kiai Ahmadi, kepada para aktivis pengurus Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Pimpinan Cabang Kota Yogyakarta dan Pimpinan Anak Cabang Kecamatan Gebog Kudus saat bersilaturrahim di rumahnya, Dukuh Kalilopo Desa Klumpit Gebog.

“Anak-anak muda harus rajin menuntut ilmu agar bisa memenuhi tanggung jawab di dunia sebagai khalifah. Agar ajaran Islam Ahlussunnah Waljama’ah tetap lestari dan tegak di muka bumi,” paparnya di depan para pengurus yang mayoritas terdiri dari mahasiswa dan santri, Sabtu (17/01).

Kiai Ahmadi juga menasehati sesuai dengan Surat At Taubah ayat 122, tentang ajakan jihad ilmu para pemuda muslim liyatafaqqohuu fid diin. Agar para generasi NU senantiasa menjaga ghiroh keilmuan, menghidupkan diri sebagai khalifah dan menghidupi diri dengan beribadah.

Pertemuan itu dalam rangka silaturrahim dan sharing PC. IPNU-IPPNU Kota Yogyakarta dengan PAC. IPNU-IPPNU Gebog Kudus. Rombongan dari Kota Yogyakarta sejumlah 24 pengurus yang sebelumnya telah berziarah ke makam Sunan Muria, Raden Umar Sa’id. Usai dari rumah Kiai Ahmadi, mereka menuju ke makam KH. Arwani di Kompleks Pesantren Yanbu’ul Qur’an dan makam Sunan Kudus dan masjid Al Aqsha.

Rombongan PC IPNU-IPPNU Kota Yogyakarta tersebut melakukan perjalanan di Kudus ditemani oleh Nailul Falah, putra ketiga dari Kiai Ahmadi. (Istahiyyah/Anam)