Daerah HARLAH KE-92 NU

Nahdliyin Harus Bangun Sinergitas Ulama dan Umara

Rab, 21 Februari 2018 | 02:00 WIB

Bolaang Mongondow, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Utara (Sulut) menggelar tablig akbar peringatan hari lahir NU yang ke 92 di Ibu Kota Kabupaten Bolaang Mongondow, tepatnya di Lapangan Daagon, Desa Lolak, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Senin (19/2).

Kegiatan mengusung tema Menjaga Tradisi Jam’iyyah Nahdlatul Ulama dalam Memperkuat Komitmen Mengawal dan Merawat NKRI ini dirangkaikan dengan pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan beberapa Badan Otonom (Banon) NU Kabupaten Bolmong masa khidmat 2018-2023.

Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi dalam sambutanya mengingatkan akan pentingnya membangun sinergitas antara NU dan Pemerintah untuk bersama-sama membangun bangsa.

"NU dan Pemerintah harus bersinergi dalam rangka membangun daerah, bangsa dan negara, karna dengan begitu juga kita dapat menangkal pengaruh kelompok radikal yang bisa mengancam keutuhan bangsa," tutur Kiai Mujib.

Kegiatan tersebut yang dihadiri sejumlah pihak dari pemerintahan, lanjut Kiai Mujib, menjadi salah satu potret peminpin (umara) yang dekat dengan ulama dan nahdlatul Ulama.

"Maka insyaallah rezeki dan karirnya diberkahi oleh Allah," kata Kiai Mujib.

Sementara itu, Ustadz Yasir menuturkan bahwa memperingati Harlah NU adalah bagian dari mengingat kembali sumbangsih ulama Aswaja Annahdliyah dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara dengan cara damai dan moderat. Cara itulah yang mendorong terciptanya toleransi di bumi pertiwi ini. 

“Harla NU memperingati  dedikasi para ulama NU yg menyebarkan agama dengan damai, Islam yang rahmatan lil alamin, karena NU itu dakwanya merangkul bukan memukul, membina bukan menghina, itu asas NU ala Aswaja. Makanya orang NU itu ke mana-mana nggak perlu khawatir, karena NU pasti terterima di mana saja," urai Ustadz Yasir.

Ia mengatakan kita tak perlu heran di negara yang mayoritas Muslim ini, penganut agama yang jumlahnya sangat minim pun diakui oleh negara, diberikan kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinanya. Juga diberikan tanggal merah dalam hari-hari besar keagamaanya.

"Jadi kalau mengajari toleransi pada masyaraka Indonesia yang mayoritas Muslim NU ini, itu salah alamat namanya,” canda Ustadz Yasir disambut tawa hadirin.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan peletakan batu pertama pendirian Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Bolmong. Kegiatan dihadiri langsung oleh Bupati Bolmong Hj Yasti Soepredjo Mokoagow, Pengurus Wilayah NU, Ketua Wilayah GP Ansor Sulawesi Utara Yusra Alhabsyi beserta jajarannya, serta Banom dan lembaga NU se-Sulawesi Utara.

Selain itu tampak Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) Saleh Ramli dan Gus Ahmad Ghufron Siradj, Kementrian Agama se-Sulawesi Utara, Senator Sulut Benny Ramdhani, unsur TNI-Polri, tenaga ahli Kantor Staf Kepresidenan Republik Indonesia, ratusan Nahdliyin dan tamu undangan se-Bolmomg Raya dan Sulawesi Utara. (Murdani Mokodongan/Kendi Setiawan)