Nahdliyin Harus Lanjutkan Tradisi Tulis Mbah Sahal
NU Online · Ahad, 26 Januari 2014 | 11:01 WIB
Yogyakarta, NU Online
Produktivitas menulis menjadi salah satu tradisi besar warisan Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh. Kecuali produktivitas, karya-karyanya sarat dengan muatan gagasan alternatif yang sangat bermanfaat bagi umat. karenanya, kaum muda NU harus melanjutkan tradisi menulis Mbah Sahal.
<>
Demikian dilontarkan Ketua Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) PWNU DIY HM Lutfi Hamid di Krapyak Bantul, Yogyakarta, Sabtu (25/1).
Tradisi ini terbukti dengan banyaknya karya tulis Mbah Sahal yang sudah diterbitkan dan yang belum diterbitkan. Karyanya ditulis baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia.
Bagi Lutfi, Mbah Sahal adalah kiai yang sangat inspiratif. Tradisi menulisnya luar biasa. Bersama Gus Dur, Mbah Sahal menjadikan pemikiran NU sebagai bahan konsumsi pemikiran publik di pelbagai seminar, diskusi, halaqah, dan media massa.
“Mbah Sahal terbilah kiai yang langka. Tulisannya tak terhitung. Media massa selalu menunggu pemikirannya yang jernih, tajam, dan toleran. Bersama Gus Dur, Kiai Sahal menjadikan NU diperhitungkan masyarakat baik nasional maupun internasional,” tegasnya.
Lutfi juga menyatakan, LTNNU Yogyakarta akan berusaha semaksimal mungkin melanjutkan tradisi menulis ini. Dalam waktu dekat, Majalah Bangkit akan menerbitkan edisi khusus tentang Mbah Sahal. (Muyassaroh/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua