Daerah

Tahun Politik, Nahdliyin Jangan Terprovokasi Perang Opini Tak Sehat

Ahad, 12 Agustus 2018 | 20:00 WIB

Pangandaran, NU Online
Ketua LDNU Pangandaran Ucu Saeful Aziz mengatakan, jagat dunia maya dan aplikasi daring, belakangan marak dengan status dan pesan berantai, terkait dukungan dalam Pilpres 2019. Mulai dari  wajar hingga fanatisme berlebihan yang ditandai dengan perang opini, bahkan menjurus pada saling menghujat, mendiskreditkan dan menjatuhkan.

"Pada titik tertentu menjelma menjadi ujaran kebencian (hate speech) dan provokasi bahkan penghinaan serta bullian yang semakin memprihatinkan," katanya kepada NU Online (11/8).

Berbagai ujaran kebencian tersebut berupa foto ataupun poster, yang disebarkan melalui media sosial. Sehingga, dalam waktu tidak begitu lama sudah menyebar luas.

"Caci maki, umpatan, meme-meme penghinaan dalam berbagai corak dan bentuknya menjadi hal yang jamak mengisi update status, foto profil, pesan berantai," tuturnya.

Dalam hidup bernegara sudah sewajarnya apabila ada perbedaan pendapat. Namun, hal tersebut hasus disikapi dengan kepala dingin tanpa adanya menjelekkan satu sama lain.

"Berbeda dukungan, berbeda pilihan, berbeda kesukaan dan perbedaan-perbedaan lainnya haruslah dalam bingkai kebersamaan, tokoh kita sadar bahwa NKRI adalah sebuah bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika," jelasnya.

Kematangan berpikir seseorang tidak hanya ditentukan karena dia sudah berumur saja. Tetapi bagaimana cara seseorang dalam menghadapi sebuah fenomena yang terjadi dan menyelesaikannya dengan membicarakannya secara baik-baik. Sehingga tidak terjadi permusuhan satu sama lain.

"Islam sangat menjunjung tinggi dan menghargai perbedaan, lebih elok dan santunlah dalam menyikapi dinamika agar kita benar-benar dewasa," katanya.

Oleh karena itu, Ucu mengajak kepada seluruh Nahdliyin supaya selalu menjunjung tinggi akhlak terpuji kepada siapapun demi menjaga perdamaian dan keberlangsungan NKRI yang aman dan damai. Jangan terprovokasi turut menjadi bagian perang opini tidak sehat. 

"Saling menjaga kebersamaan dan saling menghargai perbedaan dengan mengedepankan ketinggian Al Akhlak Al Kariemah sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW Tak pernah sepotong kata pun terujar kata-kata cacian, makian, penghinaan, hujatan dari bibir Beliau bahkan terhadap musuh sekalipun," tandasnya. (Wahyu Akanam/Abdullah Alawi)