Daerah

‘Ngaji Selapanan’ Muslimat NU Geger Insyaallah ila Yaumil Qiyamah

Ahad, 21 Februari 2016 | 23:03 WIB

Madiun, NU Online  
Ibu-ibu Muslimat NU dari desa-desa se-Kecamatan Geger memenuhi jalanan utama Dusun Tumpang, Desa Geger, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, Jawa Timur pada Ahad (21/2). Mereka yang berpakaian batik bercorak hijau dengan logo Muslimat itu tergesa-gesa menuju tempat ‘pengajian selapanan’,  disambut ‘samprohan’ (hadroh) pertanda.

Di lokasi itu, puluhan kendaraan colt, sepeda motor dan bus mini terparkir rapi di sepanjang jalan menuju sumber samprohan tersebut.

Ibu-ibu Muslimat di kecamatan tersebut ngaji selapanan sejak puluhan tahun lalu, turun-temurun. “Kegiatan selapanan ini sebetulnya sudah berlangsung puluhan tahun yang lalu, kira kira 30 tahun dan bahkan lebih. Pada dua periode sebelumnya dilaksanakan setelah duhur. Karena dirasa kurang efektif maka kami laksankan pagi sampai siang hari,” tutur Ketua Pimpinan Anak Cabang Muslimat Geger Khomsiati Muthmainnah.

Soal nama pengajian selapanan Legi, Khomsiati menjelaskan, Aswaja sebagai ideologi Islam Nusantara sangat menghargai kearifan lokal. Muslimat NU sebagai bagian Islam Nusantara tetap menggunakan istilah sesuai kearifan budaya lokal, yakni dengan istilah Jawa ‘Selapanan atau Ahad Legi’.

“Mengapa menggunakan Selapanan atau Ahad Legi istilah yang khas Jawa agar lebih mudah diingat dan serta membumi. Dan Alhamdulillah, kegiatan tetap bertahan dan eksis selama ini. Dan hemat kami tidak mengurangi sedikit pun semangat dakwah, yakni amar ma’ruf nahi munkar.

Ia menambahkan, sepanjang aktif di NU mulai IPPNU dan sekarang ini di Muslimat kegiatan ngaji selapanan ini selalu dihadiri ratusan jamaah. Bahkan sampai angka ribuan. Mereka adalah Muslimat struktural dan kultural dari lima belas desa se-Kecamatan Geger.

‘Ngaji selapanan’ dikemas dengan pengajian rutin Ahad Legi. Acara mulai pukul 08.30 sampai dengan 12.30 WIB. Berbagai tradisi ke-NU-an juga mengisi selama kegiatan. Mulai dari samprohan, hadiyah fatihah bagi arwah leluhur yang terdata panitia, tahlil, istighosah serta yang terakhir dan puncak acara, yakni mauidzhoh hasanah. Selain itu, panitia juga memberikan snack bagi warga masyarakat yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Tiap pelaksanaan rutinan, Muslimat NU menggandeng aparatur negara mulai Muspika Geger, Polsek Geger, perangkat desa atau serta Banser NU Geger.

“Kegiatan ini bergilir ke setiap ranting-ranting dengan menggandeng perangkat desa setempat, dan kami selaku pengurus Muslimat berharap kegiatan baik seperti ini berlangsung ila yaumil qiyamah, insya Allah,” pungkas mantan Ketua IPPNU Geger ini.

Ahad Legi kali ini pengurus Ranting Muslimat NU mengadakan pengajian dengna mengundang penceramah dari Ponorogo, KH Imam Mubasyir. (Ali Makhrus/Abdullah Alawi)