Daerah

NU Blitar Konsolidasi Puluhan Ribu Jamaah Lewat Film Sang Kiai

NU Online  ·  Rabu, 4 Juni 2014 | 20:01 WIB

Blitar, NU Online
Hampir sebulan penuh Film  Sang Kiai, di putar di wilayah Kabupaten Blitar. Ribuan warga NU tampak antusias menyaksikan  film yang menceritakan perjuangan pendiri Jam’iyah NU Hadrotusyech KH Hasyim Asy’ari itu. Hampir setiap lokasi pemutaran selalu dijejali warga NU.
<>
Setidaknya ada 22 lokasi pemutaran film yang dibintangi Ikra Negara dan Crestina Hakim itu. Setiap Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) yang ada di Kabupaten Blitar yang berjumlah 22 sudah memutar film “Sang Kiai”. Bahkan, satu MWCNU ada minta 2 bahkan ada yang sampai 3 kali pemutaran.

“Di Blitar ada 22 MWC NU. Dan semua kebagian pemutaran. Alhamdulillah, semua menyambut dengan antusias,” ujar Ahmad Mudhofi, ketua panitia pemutaraan, kepada NU Online Rabu (4/6).

Mudhofi mengatakan, manfaat pemutaraan film Sang Kiai ini sangat besar. Para penonton tidak hanya mengetahui kiprah perjuangan Mbah Hasyim Asy’ari, tapi juga para tokoh yang lain, seperti KH A Wahid Hasyim, KH Wahab Chasbullah, dan KH Saifuddin Zuhri.

“Kita ke plososk-plosok kampung di wilayah Blitar. Kegiatan ini sekaligus untuk konsolidasi warga NU. Jadi beberapa program NU kita sampaikan sebelum film dimulai,” kata Gus Dhofi  yang juga alumni peserta pelatihan penggerak NU angkatan ke-8 Tahun 2013 itu.  

Sementara itu, hampir  semua warga NU Blitar yang menyaksikan pemutaran film itu mengaku bangga dan kagum dengan perjuangan itu. Bahkan, mereka mengaku semakin mantab menjadi anggota NU.

NU dinilai tidak hanya berjuang di jalur agama Islam Ahlussunah wal Jamaah saja. Namun juga menjaga dan mempertahankan NKRI. “Sejak NU berdiri sudah mengajarkan cinta tanah air. Maka kalau NU bersama generasi mudanya malakukan hal yang sama maka sangat pas,” ujar Ahmad Baidhowi, salah satu warga usai menonton film tersebut.

Ia mengatakan, meski ia orang desa, dirinya mengaku sangat mengerti dengan kualitas film dan alur ceritanya. Karena sejak muda dia memang sangat gemar melihat film. Khususnya film documenter dan perjuangan.

“Aku sempat lihat  film  Janur Kuning. Cut Nyak Dien. Namun alur cerita dan garapannya tidak sebagus film Sang Kiai ini. Ini memang sangat berkelas. Maka sangat wajar kalau mendapatkan penghargaaan di FFI,” katanya.

“NU perlu membuat film-film perjuangan yang lain agar masyarakat luas tahu bagaimaa perjuangan para ulama dalam andil mendirikan dan mempertahankan NKRI yang kita cintai ini,” tambahanya. (Imam Kusnin Ahmad/Mahbib)