Daerah

NU Care LAZISNU Kulon Progo Pasang Lampu di Tujuh Kecamatan

Kam, 26 Januari 2017 | 12:02 WIB

Jakarta, NU Online
Beberapa daerah di Kabupaten Kulon Progo masih ada yang belum tersentuh penerangan lampu listrik. Padahal daerah-daerah tersebut kebanyakan didiami warga Nahdliyin yang acap melakukan amalan-amalam Aswaja pada malam hari.

Menyadari keterbatasan tersebut, NU Care LAZISNU Kulon Progo berinisiatif menggerakkan program “lampunisasi”. Program yang mulai dilaksanakan sejak November 2016 ini tersebar di seluruh kecamatan di Kulon Progo.

Ketua NU Care LAZISNU Kulon Progo Amrullah Furqon mengungkapkan program "lampunisasi" merupakan pemberdayaan ZIS yang menitikberatkan pada akses kepada semua warga. Akses tersebut penting diupayakan agar warga terus menjaga semangat mendatangi dan belajar kepada kiai, ulama, pondok pesantren, masjid, mushala, modin TPQ/TPA tidak hanya pada siang hari, tapi juga pada malam hari.

“Lampunisasi ini berupa bantuan 10 buah lampu di setiap MWC atau Kecamatan menghabiskan dana senilai 17 juta rupiah. Sudah ada 70 lampu yang terpasang, yang berarti ada 7 titik di 7 Kecamatan,” jelas Furqon.

Kecamatan-kecamatan yang telah mendapatkan manfaat “lampunisasi” yaitu Samigakuh, Kalibawang, Pengasih, Girimulyo, Nanggulan, Wates, dan Temin. 

“Sementara Kecamatan Sentolo, Ledah, Galur, Panjatan, dan Kokap masih menunggu pendistribusian. Dalam perkembangannya akan ada 50 titik per 12 MWC se-Kulon Progo, sehingga semuanya berjumlah 600 titik,” terang Furqon ketika dihubungi dari Jakarta (26/1). 

Furqon menambahkan, program tersebut direncanakan menghabiskan dana senilai Rp.150 juta. Dana berasal dari para donatur Program Lampunisasi dan sebagian dari dana NU Care LAZISNU, yang semuanya berupa infak dan sedekah.

Pengerjaan di lapangan dilakukan oleh jaringan NU Care LAZISNU di tingkat MWC, dibantu MWC dan anggota Banser.

Menurut Furqon, bantuan akses ini tidak memberatkan masyarakat karena sudah dilengkapi dengan piting, lampu, kabel, tutup lampu yang berkop NU dan LAZISNU Kulon Pprogo. Furqon mendorong, dalam pembiayaan dan pemasangan lampu, warga dapat bergotong-royong supaya timbul rasa kebersamaan di antara mereka. 

Mengenai lampu yang dipasang bertutup dengan logo NU, Furqon menjelaskan dengan seringnya warga di Kulon Progo melafalkan NU, maka program-program dari PBNU seperti sosialiasi dan penerapan KARTANU, pemberdayaan ekonomi, program sosialisasi zakat, serta terutama penguatan ideologi, semakin diterima. 

“Kami berharap NU semakin mengakar dengan program-program yang menyentuh jamaah khususnya, dan secara umum kepada warga masyarakat,” pungkas Furqon. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)