Daerah

NU Jombang Bertekad Jaga Generasi Muda dari Radikalisme dan Liberalisme

NU Online  ·  Sabtu, 26 Januari 2019 | 09:30 WIB

Jombang, NU Online
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jombang, Jawa Timur bersinergi dengan beberapa lembaga dan badan otonom (Banom) NU menjaga serta menyelamatkan generasi muda dari paham radikal dan liberal melalui Pendidikan Kader Dakwah NU Remaja di Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang.

Beberapa lembaga dan Banom tersebut di antaranya RMI NU, Aswaja NU Center, Pagar Nusa, GP Ansor, PMII, dan IPNU-IPPNU Jombang.

"Kegiatan ini adalah untuk menyelamatkan generasi muda dari kepungan deradikalisasi dan deliberalisasi, serta membekali para pendakwah remaja nahdhiyin agar berwawasan Aswaja an-Nahdliyah," kata Ketua PC LDNU Jombang, Aang Fatihul Islam, Sabtu (26/1).

Penyelematan yang ia maksud adalah dengan konsep berdakwah yang merangkul bukan memukul. Mereka dibidik menjadi pendakwah andal yang tahu perkembangan situasi dan kondisi yang ada dengan sejumlah materi yang sudah disiapkan panitia.

"Kita desain bagaimana strategi dakwah NU yang ideal, tentunya strategi dakwah melalui pendakwah yang cerdas dan tepat sasaran dalam menjawab persoalan beragama, berbangsa dan bernegara yang semakin rumit ini," ucapnya.

Dosen di STKIP PGRI Jombang ini lebih jauh mengungkapkan, Islam merupakan agama Rahmatal lil 'Alamin yang ikut menjaga keseimbangan bangsa dan negara.

"Sementara NU yang dalam hal ini sebagai penerus dakwah para wali songo yang hidup pada masa beberapa abad yang lalu terus-menerus mengawal dakwah yang merangkul dan bukan memukul dan yang berazaskan Aswaja an-Nahdliyah," ujar dia.

Merebaknya gempuran isu dan persoalan terorisme dan radikalisme yang akhir-akhir ini menggempur ketentraman kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara membuat LDNU berpikir keras bagaimana agar isu dan persoalan itu dapat dibendung dan dikikis habis.

"Gempuran-gempuran itu tidak hanya berasal dari dakwah mereka secara lisan, namun juga melalui tulisan, baik melalui dai langsung di tataran masyarakat lapisan pedesaan (grassroot) maupun di basis-basis komunitas," imbuhnya.

Dari situasi demikian, yang sangat diperlukan saat ini menurutnya adalah gerakan dakwah yang massif dan terencana sehingga mampu membentengi semua tataran, baik masyarakat bawah di komunitas-komunitas, maupun di dunia maya.

"Seperti yang kita tahu bahwa NU termasuk generasi remajanya sedang dikepung dari berbagai arah di media maya, maka strategi dakwah pun perlu dilakukan agar dakwah NU juga bisa mengimbangi dan melawan gerakan mereka," jelasnya.

Untuk itu, lanjut dia, pendidikan kader dakwah yang diselenggarakan dua hari, sejak Sabtu-Ahad (26-27/1) itu diharapkan muncul pendakwah yang mempunyai wawasan keislaman dan keindonesiaan bernafaskan Aswaja an-Nahdliyah di kalangan remaja, serta meningkatkan kemampuan dakwahnya khususnya di wilayah Jombang. 

Hadir pada kesempatan ini, selain para remaja (pemuda) Jombang berasal dari madrasah dan sekolah juga kampus, tampak pula Kapolres Jombang, Kodim, serta perwakilan dari Kemenag setempat. (Syamsul Arifin/Fathoni)