Daerah

NU Magelang Gelar Latihan Manajemen Bencana

NU Online  ·  Jumat, 30 Maret 2007 | 06:11 WIB

Magelang, NU Online
Bencana beruntun akhir-akhir ini membuat masyarakat sadar bahwa musibah bisa saja terjadi setiap saat. Karena itu, sudah saatnya masyarakat mendukung pembangunan manajeman bencana.

Hal itu disampaikan Bupati Magelang Ir Singgih Sanyoto saat membuka Pelatihan Penanganan Risiko Bencana Berbasis Komunitas Nahdlatul Ulama (PRBK-NU), di Ponpes Darussalam Timur, Watucongol, Kecamatan Muntilan, Kamis (29/3) kemarin.

Menu<>rut dia, program penanganan bencana berbasis masyarakat bertambah mantap karena mendapat dukungan dari berbagai pihak, salah satunya NU. Namun yang lebih penting lagi, bisa meminimalkan korban saat terjadi bencana. Oleh sebab itu, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus sinergi dalam perencanaan pembangunan manajeman bencana.

Langkah NU memberi pembekalan tentang penanganan bencana kepada warga pedesaan, sangat tepat. Sebab, hidup warga desa bergantung pada alam yang setiap saat bisa terjadi bencana.

Sebanyak 60 peserta perwakilan santri, IPNU, dan IPPNU dari Kecamatan Srumbung, Dukun, Sawangan, Kajoran, dan Windusari mengikuti pelatihan yang digelar mulai kemarin hingga Jumat (30/3). Wakil Manajer Proyek PRBK-NU, Ulfah Maftuhah, mengatakan, selain Jakarta dan Jember, Kabupaten Magelang menjadi salah satu daerah yang dijadikan proyek percontohan. Sebab daerah ini dianggap paling rawan bencana, terutama gunung meletus dan tanah longsor.

“Para santri serta anggota IPNU dan IPPNU itu mendapat pendidikan terkait penanganan bencana. Misalnya, cara menyelamatkan warga dan tindakan setelah bencana,” katanya.

Setelah pelatihan, peserta diharapkan bisa membentuk manajeman bencana di setiap desa dan kecamatan. Namun komando di tingkat kabupaten, untuk sementara dipusatkan di Pondok Pesantren Darussalam.

“Kami berharap, akan muncul semacam jejaring sukarelawan antardesa yang siap setiap saat menghadapi bencana,” tambahnya. (gpa/man)