Daerah

Parade Shalawatan Meriahkan Konferwil PWNU DIY

NU Online  ·  Jumat, 16 Desember 2016 | 10:00 WIB

Gunungkidul, NU Online
Kemeriahan Konferwil ke-14 PWNU DIY mulai terlihat saat parade shalawatan dimulai. Masyarakat, santri, dan semua warga NU Gunungkidul tumpah ruah di arena Konferwil, di halaman MA Pesantren Darul Quran wal Irsyad Gunungkidul, Kamis (15/12).  Semua menyambut penuh gembira, shalawatan beriringan silih berganti. 

Grup shalawat yang tampil adalah semua elemen NU yang berada di Gunungkidul. Mereka penuh semangat, membawa jamaah dan simpatisan “supporter” untuk memeriahkan acara ini. 

Walaupun simpatisan ini tidak mendapatkan jatah apapun dari panitia, tetapi mereka sangat semangat memberikan yang terbaik untuk suksesnya acara Konferwil. 

“Acara sholawatan ini menjadi pembuka acara sangat baik bagi Konferwil. Momentum bulan maulid menjadi semangat konferwil, sehingga gerak langkah NU ke depan benar-benar menjadi pewaris perjuangan Nabi,” tegas KH Zudi Rahmanto, Sekretaris PCNU Gunungkidul. 

Tampilan dalam parade sholawat ini beragam. Sholawatan khas Jawa menjadi ciri khas, untuk mengembalikan kembali tradisi leluhur yang banyak ditinggalkan. Sholawatan Jawa ini untuk menggugah anak muda NU hari ini agar merawat warisan sangat berharga ini, sehingga bisa sesuai dengan dakwah di masyarakat bawah. 

“Sholawatan Jawa bukan sekedar mengingat, tetapi proses revitalisasi sehingga tradisi leluhur ini justru makin digandrungi anak muda di tengah gejolak musik modern yang kehilangan akar tradisi,” lanjut Kiai Zuhdi. 

Dalam parade ini, sholawatan Jawa juga dipadukan dengan musik dangdut. Suasana “dangdutan” bukan bermakna bergoyang lenggak-lenggok, melainkan semangat memadukan khazanah budaya Nusantara. 

“Substansinya ya sholawatan, bukan musiknya. Kombinasi musik Jawa dan dangdut hanya luarnya saja. Ini dalam rangka dakwah,” tegas Wahyu Endardi, penanggungjawab parade sholawatan. (Muhammadun/Fathoni)