Daerah

Pasca Gempa, Anggaran Pemulihan Sektor Pariwisata Perlu Diperbesar

Sel, 6 Agustus 2019 | 02:30 WIB

Pasca Gempa, Anggaran Pemulihan Sektor Pariwisata Perlu Diperbesar

Rektor UNU NTB Baiq Mulianah dalam diskusi soal pariwisata. (Foto: Hadi/NUO)

Mataram, NU Online
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) Baiq Mulianah mengatakan, dalam upaya memulihkan dan memajukan pariwisata, tidak cukup hanya pembangunan fisik. Perlu juga memberi rasa aman dan nyaman kepada wisatawan.
 
Hal ini diungkapkan Baiq saat menjadi pembicara pada diskusi bertema Menatap Masa Depan Pariwisata NTB Pasca Gempa di Sekolah Tingki Pariwisata (STP) Mataram di Jalan Panji Tilar Kekalek, Kota Mataram, NTB, Senin (5/8).
 
Ia menceritakan pengalamannya ketika mampu meyakinkan Konsulat Jenderal Tiongkok untuk berkunjung ke kawasan terdampak gempa di Gili Terawangan. Ini pelajaran penting, bahwa pariwisata tidak saja menyangkut alam dan budaya. Tetapi juga rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang baru.
 
“Substansi dari pariwisata itu rasa ingin tahu dan mengenal harmoni kehidupan yang berlangsung di tengah masyarakat yang dikunjungi, termasuk nilai sosial, budaya, dan kearifan lokal,” tandasnya.
 
Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi NTB terpilih, Akhdiansyah mengatakan siap mendukung supaya anggaran proses pemulihan (recovery) sektor pariwisata pasca gempa diperbesar.
 
“Pariwisata merupakan salah satu sektor yang banyak berkontribusi bagi perekonomian masyarakat, termasuk PAD Pemprov NTB maupun kabupaten/kota,” kata mantan Ketua PMII Kota Mataram ini.
 
Karena itulah, lanjut dia, dalam upaya mendukung proses pemulihan pasca gempa, selain promosi dan sosialisasi, dukungan dari sisi anggaran untuk membangun kembali fasilitas pendukung yang rusak menjadi prioritas untuk diperjuangkan. Ini sangat penting dilakukan dalam rangka mengembalikan kepercayaan wisatawan supaya mau kembali berkunjung ke NTB.
 
“Dalam memajukan pariwisata itu, di dalamnya selain terkait kemampuan promosi soal keindahan, keamanan, dan kenyamanan. Juga aspek politik dan persaingan dengan daerah lain,” katanya.
 
Khusus Pulau Sumbawa terutama kawasan Samota, pria yang akrab disapa Guru To'i tersebut siap mengawal kebijakan pemprov di bidang pariwisata. Apalagi pasca gempa lalu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) RI telah menggelontorkan 600 lebih paket pariwisata sebagai upaya mengembangkan sektor pariwisata.
 
“Jangan sampai anggaran besar di sektor pariwisata disalahgunakan. Karena seringkali pemda dalam mengukur keberhasilan pembangunan sangat normatif. Pembangunan dianggap berhasil kalau semua anggaran habis dibelanjakan. Bukan diukur pada capaian program,” paparnya.
 
Dalam kesempatan ini hadir juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)​​​​​​​ NTB H Lalu Faozal, Kepala LP2M STM Mataram Idrus, ratusan mahasiswa, dan tamu undangan lainnya. (Hadi/Musthofa Asrori)