Daerah

PCNU Banyuwangi: Rasulullah Seorang Hamba

Rab, 3 April 2019 | 03:00 WIB

PCNU Banyuwangi: Rasulullah Seorang Hamba

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas (berdiri)

Banyuwangi, NU Online
Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Kabupaten Banyuwangi KH Ali Makki Zaini menyebutkan alasan dipilihnya diksi abdihi pada surat al-Isra' ayat pertama, yakni merujuk kepada Nabi Muhammad SAW. 

"Kenapa alasan tidak memakai langsung Rasulullah atau habibullah. Sekali lagi, kenapa menggunakan kata abdih ?" tanya Gus Makki kepada ratusan jamaah.

Gus Makki menegaskan, sepandai apapun setinggi apapun jabatan, di hadapan Allah semua sama. "Semua sama hanyalah seorang hamba. Apa yang patut kita sombongkan ?  Karena itu, jangan pernah merasa lebih baik dibanding orang lain," pesan Gus Makki.

Hl itu disampaikan pada acara Ancak 1.000 Rajabiyah dan peluncuran gerakan 1.000 koin Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Banyuwangi di Masjid al-Ikhlas, Selasa (02/04) malam.

Dikatakan, meski Nabi Muhammad SAW adalah kekasih Allah, akan tetapi dalam Al-Qur'an disebut sebagai hamba, ini menunjukkan bahwa kedudukan manusia di muka bumi ini hanyalah seorang hamba. Oleh karena itu, Kiai Makki berpesan, manusia tidak boleh sombong, apalagi karena strata sosialnya berbeda. 

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memberikan apresiasi dengan aktifnya kegiatan-kegiatan positif yang dilaksanakan oleh pengurus takmir masjid dan ranting-ranting NU setempat.

Anas menilai, dengan ihwal ini mampu memberikan dukungan dan motivasi terselenggaranya program-program Pemerintah Daerah (Pemda) Banyuwangi.

"Atas nama Pemerintah Daerah (Pemda) berpesan kepada guru-guru ngaji untuk terus meningkatkan kemampuan bidangnya. Kasihan anak-anak kita yang telah mewakafkan waktu dan tenaganya untuk ngaji, ternyata tidak memberikan hasil maksimal," kata Anas.

Selanjutnya, Anas juga mengingatkan atas tantangan menyeruaknya media-media informasi digital. Dibutuhkan keselektifan masing-masing individu atas jutaan media informasi yang tersebar.

"Karenanya penting masjid-masjid melaksanakan kajian-kajian yang berbasis keluarga. Ini adalah tantangan bersama, harus siap menghadapinya," pesan Anas. (M Sholeh Kurniawan/Muiz)